Laporan Praktikum Profil Tanah

Written By Muh. Arifuddin on Tuesday, September 27, 2016 | 8:43 PM

I. PENDAHULUAN
1.1    Latar belakang
Tanah terdiri dari partikel pecahan batuan yang telah diubah oleh proses kimia dan lingkungan yang meliputi pelapukan dan erosi. Tanah berbeda dari batuan induknya karna interaksi antara hidrosfer, atmosfer, litosfer dan biosfer ini adalah campuran dari konstituen mineral dan organik yang dalam keadaan padat, gas, dan cair.
Fungsi utama tanah adalah sebagai media tumbuh makhluk hidup. Proses pembentukan tanah dimulai dari hasil pelapukan batuan induk (regolit) menjadi bahan induk tanah, diikuti oleh proses pencampuran bahan organik yaitu sisa-sisa tumbuhan yang lapuk oleh mikroorganisme dengan bahan mineral dipermukaan tanah, pembentukan struktur tanah, pemindahan bahan-bahan tanah dari bagian atas ke bagian bawah dan berbagai proses lain, sehingga apabila kita menggali lubang pada tanah maka akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang berbeda sifat fisik, kimia, dan biologinya, lapisan-lapisan inilah yang disebut dengan horizon tanah yang terbentuk dari mineral anorganik akar. Susunan horizon tanah tersebut biasa disebut profil tanah.
Dengan kata lain, profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah yang menunjukkan susunan horizon tanah, dimulai dari permukaan tanah sampai lapisan bahan induk dibawahnya. Lapisan-lapisan tersebut terbentuk selain dipengaruhi oleh perbedaan bahan induk sebagai bahan pembentuknya, juga terbentuk karena pengendapan yang berulang-ulang oleh genangan air. Terdapatnya horizon-horizon pada tanah-tanah yang memiliki perkembangan genetis menyugestikan bahwa beberapa proses tertentu, umum terdapat dalam perkembangan profil tanah.
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dilakukan suatu praktikum pengamatan profil tanah dalam rangka awal penelitian dan pengamatan tanah. Dari pengambil beberapa sampel tanah tersebut kita dapat mengetahui karakteristik tanah, tekstur tanah dan warna tanah.


1.2    Tujuan dan kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui bagaimana profil tanah, kenampakan dari  profil tanah secara utuh, menjelaskan bagaimana perincian horizon-horizon tanah. Kegunaan dari pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai bahan informasi dan merupakan bahan perbandingan antara materi kuliah dan praktikum yang dilakukan di lapangan.



II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1    Profil tanah
Secara vertikal tanah berdifferensasi membentuk horizon-horizon (lapisan-lapisan) yang berbeda-beda baik dalam morfologis seperti ketebalan dan warnanya, maupun karakteristik fisik, kimiawi dan biologis masing-masingnya sebagai konsekuensi bekerjanya faktor-faktor lingkungan terhadap : (1) bahan induk asalnya maupun (2) bahan-bahan eksternal, berupa bahan organic sisa-sisa biota yang hidup di atasnya dan mineral nonbahan-induk yang berasal dari letusan gunung api, atau yang terbawa oleh aliran air. Susunan horizon-horizon tanah dalam lapisan permukaan bumi setebal 100 - 120 cm disebut sebagai profil tanah (Hanafiah, 2005).
Meskipun terdiri dari beberapa horizon, namun bagi tetanaman yang sangat paling penting adalah horizon O – A (lapisan atas) yang bisanya mempunyai ketebalan dibawah 30 cm, bahkan bagi tetanaman berakal dangkal seperti padi, yang biasanya disebut sebagai lapisan olah (Hanafiah, 2005).
Profil tanah merupakan irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga ke bebatuan induk (regolit), yang biasanya terdiri dari horizon-horizon O-A-E-B-C-R. Empat lapisan teratas yang masig dipengaruhi cuaca disebut solum tanah, horizon O-A disebut lapisan tanah atas dan horizon E-B disebut lapisan tanah bawah    (Hanafiah, 2005).
Menurut Hanafiah (2005), kegunaan langsung dari pengamatan profil tanah tersebut antara lain adalah untuk mengetahui :
(1)     Kedalaman lapisan olah atau solum tanah yang merupakan indikator potensi kedalaman akar tanaman untuk penetrasi, makin dangkal berarti makin tipis sistem perakarannya, sehingga jika makin besar bobot atau tinggi tanaman akan makin mudah tanaman untuk tumbang. Informasi ini dapat menuntun kita dalam memilih jenis tanaman dan teknik penanamannya.
(2)     Kelengkapan atau differensi horizon pada profil tanah merupakan indikator umur tanah atau proses-proses pembentukan (genesis) yang telah dilaluinya, makin lengkap atau makin berdifferensasi horizon-horizon tanah  berarti makin tua umur tanah, namun kelengkapan atau differensasi horizon ini akan makin berkurang atau makin baur apabila tanah mengalami erosi.
(3)     Tanah merupakan indikator sifat kimiawi tanah. Tanah yang berwarrna gelap berarti banyak mengandung bahan organic tanah atau belum mengalami pelindian (leaching) hara secara intensif, sehingga relatif subur, sedangkan tanah yang berwarna pucat atau terang berarti ber BOT (bahan organic tanah) rendah atau telah menngalami pelindian hara intensif, sehingga relatif miskin.

2.2    Sifat-sifat tanah
Bagi tetanaman fungsi pertama tanah sebagai media tumbuh adalah sebagai tempat akar berpenetrasi (sifat fisik) yang selama cadangan nutrisi (hara) masih tersedia di dalam benih hanya air yang di serap oleh akar-akar muda, kemudian bersamaan dengan makin berkembangnya perakaran cadangan makanan ini menipis, untuk melengkapi kebutuhannya maka akar-akar ini muliai pula menyerap nutrisi baik berupa ion-ion anorganik seperti N, P, K dan lain-lain, senyawa organik sederhana, serta zat-zat pemacu tumbuh seperti vitamin, hormon dan asam-asam organik (sifat fisik, kimiawi dan biologis tanah) (Hanafiah, 2005).
2.2.1   Sifat fisik tanah
Fungsi pertama tanah sebagai media tumbuh adalah sebagai tempat akar mencari ruang untuk berpenetrasi (menelusup), baik secara lateral atau horizontal maupun secara vertikal. Kemudahan tanah untuk dipenetrasi ini tergantung pada ruang pori-pori yang terbentuk di antara partikel-partikel tanah (tekstur dan struktur), sedangkan stabilitas ukuran ruang ini tergantung pada konsistensi tanah terhadap pengaruh tekanan. Kekuatan  porositas tersebut menentukan kemudahan air untuk bersikulasi dengan udara (drainase dan aerasi). Sifat fisik lain yang  adalah warna dan suhu tanah. Warna mencerminkan jenis mineral penyusun tanah, reaksi kimiawi, intensitas pelindian dan akumulasi bahan-bahan yang terjadi, sedangkan suhu merupakan indicator energy matahari yang dapat diserap oleh bahan-bahan penyusun tanah (Hanafiah, 2005).
Menurut Hanafiah (2005) secara keseluruhan sifat fisik tanah ditentukan oleh:
1)        Ukuran dan komposisi partikel-partikel hasil pelapukan bhan penyusun tanah;
2)        Jenis dan proporsi komponen-komponen penyusun partike-partikel ini;
3)        Keseimbangan antara suplai air, energi dan bahan dengan kehilangannya;
4)        Intensitas reaksi kimiawi yang telah atau sedang berlangsung.
2.2.2 Sifat kimiawi tanah
Telah diuraikan sebelumnya bahwa tanah berdasarkan ukuran partikelnya merupakan campuran dari pasir, debu dan liat. Makin halus partikel akan menghasilkan luas permukaan partikel per satuan bobot yang makin luas, berarti liat merupakan fraksi tanah yang berpermukaan tanah yang paling luas dibanding dua fraksi lainnya. Pada permukaan partikel inilah terjadi berbagai reaksi kimiawi tanah yang menentukan pergerakan, penyediaan dan penyerapan unsur hara dari tanah ke tanaman. Hal ini menunjukan pula fraksi liatlah yang sangat menentukan sifat kimiawi tanah, yang kemudian memngaruhi kesuburan tanah (Kemas, 2013).

2.3 Tekstur tanah
Tekstur tanah menunjukan komposisi partikel penyususn tanah (separate) yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antar fraksi pasir (sand) (berdiamater 2,00 – 0,20 mm), debu (silt) (berdiameter 0,20 – 0,002 mm) dan liat (clay) (berdiameter <0 2005="" anafiah="" mm="" o:p="">
Partikel berukuran diatas 2 mm seperti kerikil dan bebatuan kecil tidak tergolong sebagai fraksi tanah, tetapi menurut Lal (1979) harus di perhitungkan dalam evaluasi tekstur tanah.
Di lapangan tekstur tanah dapat ditetapkan dengan berdasarkan kepekaan indra perasa (kulit jari jempol dan telunjuk) yang membutuhkan pengalaman dan kemahiran, makin peka indra perasa ini, hasil penetapannya akan makin mendekati kebenaran atau makin identik dengan hasil penetapan di laboratorium (Hanafiah, 2005).
Cara ini disebut metode rasa, yang dilakukan dengan mengambil sebongkah tanah seberat kira-kira 10 g, pecahkan perlahan, basahi dengan air secukupnya, lalu pijit antara jari jempol dan telunjuk, geser-geserkan jari telunjuk sambil merasai derajat kekerasan, kelicinan, dan kelengketan partikel-partikel tanah. Melalui perbandingan rasa ketiganya maka secara kasar tekstur tanah dapat diperkirakan. (Hanafiah, 2005).


2.4  Struktur tanah
Struktur merupakan kenampakan bentuk atau susunan partikel-partikel primer tanah (pasir, debu dan liat individual) hingga partikel-partikel sekunder {gabungan partikel-partikel primer yang disebut ped (gumpalan) yang membentuk agregat (bongkahan)} (Hanafiah, 2005).
Struktur tanah berfungsi memodifikasi pengaruh tekstur terhadap kondisi drainase atau aerasi tanah, karena susunan antar ped atau agregat tanah akan menghasilkan ruang yang lebih besar ketimbang susunan antarpartikel primer (Hanafiah, 2005).
Lal (1979) mengungkapkan bahwa struktur tanah mempunyai peran sebagai regulator yang :
(1)     Menyumbangkan arah pipa yang terbentuk dari berbagai ukuran pori-pori yang berinterkoneksi, stabilitas dan durabilitasnya;
(2)     Mengatur retensi dan pergerakan arah tanah;
(3)     Difusi gas dari dan ke atmosfer; dan
(4)     Mengontrol proliferasi (pertumbuhan) akar dan  perkembangannya.
Kemudian secara langsung atau tidak langsung terkait dengan :
(5)     Erosi air atau angin;
(6)     Penggenangan dan aerasi tanah;
(7)     Stres tanaman akibat kekeringan;
(8)     Pelindian atau kehilangan hara-hara tanaman; dan
(9)     Temperatur tanah



III. METODOLOGI
3.1 Tempat dan waktu pelaksanaan
Pengamatan profil tanah dilaksanakan di Teaching Farm Unhas, Kec. Tamalanrea Indah, Kota Makassar pada hari Minggu, 11 Oktober 2015 pukul 08.00-13.00.
3.2. Letak administratif
Lokasi tempat penelitian profil tanah adalah di wilayah Teaching Farm Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar, secara administratif terletak pada :
-      Sebelah Utara              : Pemukiman Penduduk
-      Sebelah Timur             : Kebun Peternakan
-      Sebelah Selatan           : Politeknik Negeri Ujung Pandang
-      Sebelah Barat              : Teaching Farm Ilmu Tanah
3.3 Letak geografis
Adapun letak geografis dari tempat penelitian profil tanah adalah 050 07.616 LS dan 1190 28. 877 BT  berada pada . Penentuan letak geografis tempat penellitian ini sesuai dengan yang tertera pada Global Positioning System (GPS).
3.4 Keadaan umum lokasi
3.4.1 Iklim
Iklim merupakan faktor yang amat penting dalam proses pembentukan tanah. Suhu dan curah hujan sangat berpengaruh terhadap intensitas reaksi fisik di dalam tanah. Iklim di daerah tersebut pada saat dilakukan pengamatan adalah kemarau.
3.4.2 Topografi (relief)
Topografi adalah perbedaan tinggi atau bentuk wilayah suatu daerah, termasuk perbedaan kecuraman dan bentuk lereng. Peran topografi dalam profil tanah melalui empat cara, yaitu lewat pengaruhnya dalam menentukan jumlah air hujan yang dapat meresap atau disimpan oleh massa tanah, kedalaman air tanah, besarnya erosi yang dapat terjadi, dan arah pergerakan air yang membawa bahan-bahan terlarut dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Pada lokasi pengambilan profil tanah adalah tanah datar dengan persen kelerengannya adalah 0% - 3 %.
3.4.3 Vegetasi
Vegetasi pada lokasi pengambilan sampel tanah subur dengan tanaman seperti pohon mangga, pohon jati, pohon pisang dan bambu.
3.4.4 Jenis tanah
Jenis tanah yang dijadikan sampel ialah tanah alfisol atau tanah yang bertekstur liat.
3.4.6 Penggunaan lahan
Penggunaan lahan pada lokasi pengambilan sampel profil tanah dalam adalah lahan perkebunan.
3.5   Alat dan bahan
Pada praktikum profil tanah ini, alat-alat yang digunakan untuk penggalian dan pengambilan sampel tanah  adalah cangkul, linggis, sekop, cutter, meteran, GPS, camera, alat tulis, dan ring sampel. Adapun bahan yang di gunakan yaitu daftar isian profil (DIP) , air, trashbag, kertas label, dan lakban.
3.6  Prosedur kerja
3.6.1 Pembuatan profil
Untuk membuat penampang profil, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
1.        Kita membuat lubang yang berukuran 1,5 x 1 meter dengan kedalaman sampai kedalaman batuan induk, jika batuan induk tidak nampak maka cukup menggali sedalam dua meter.
2.        Untuk mengetahui batasan lapisan, topografi batasan lapisan , warna, dan karatan, mengamati penampang pada bagian yang terkena sinar matahari.
3.        Untuk mengetahui kedalaman lapisan, kita melihat perbedaan warna setiap lapisan dan menggoreskan cutter secara vertikal.
4.        Membasahi tangan dan mengambil tanah kemudian melakukan pengamatan dengan metode perasaan untuk mengetahui teksturnya.
5.        Mengambil sedikit tanah kemudian mengamatinya, struktur bagaimana yang mendominasinya. Ini dilakukan untuk mengetahui struktur tanah.
3.6.2    Sampel tanah utuh
Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengambil sampel tanah utuh adalah sebagai berikut :
1.        Meratakan dan membersihkan lapisan tanah yang akan di ambil. Kemudian meletakkan ring sampel dengan tegak pada lapisan tanah tersebut.
2.        Menekan ring sampel kurang lebih ¾ bagiannya masuk ke dalam tanah.
3.        Meletakkan ring lain di atas ring pertama, jika hanya memiliiki satu ring sampel maka kita bisa menggunakan kayu atau sejenisnya, kemudian menekan lagi sampai bagian bawah dari ring kedua masuk ke dalam tanah kira-kira 1 cm.
4.        Menggali ring beserta tanah di dalamnya dengan linggis atau sekop.
5.        Kemudian memotong tanah kelebihan yang ada pada bagian atas dan bagian bawah ring sampai permukaan tanah rata dengan ring.
6.        Bungkus ring agar tanah tidak retak, kemudian ikat dengan lakban.


3.6.3        Sampel tanah terganggu
Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengambil sampel tanah terganggu adalah sebagai berikut :
1.        Mengambil tanah dengan sendok tanah atau pisau pada ketiga lapisan tanah,
2.        Memasukkan tanah ke dalam kantong plastik kemudian ikat,
3.        Beri label masing-masing kantong sesuai lapisan tanah.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil pengamatan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di lapangan diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil pengamatan profil tanah
Parameter                                                      Lapisan                                                                   Pengamatan               I                                       II                                     III
Horizon                      O                                      A                                     B           
Nomor lapisan            I                                       II                                     III                       
Dalam lapisan         0-34                                34-62                                62-102                               
Tekstur                Liat berdebu                Liat berdebu                       Liat berdebu 
Konsistensi                T                                       T                                     T                        
pH lapang                  5                                        -                                      -                  
Perakaran              Sedang                             Sedikit                           Tidak ada
Sumber : Daftar isian profil, 2015
4.2 Pembahasan
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada lapisan I memiliki kedalaman lapisan 0-34 cm, lapisan II memiliki kedalaman lapisan  34-62 cm, sedangkan pada lapisan III memiliki kedalaman lapisan 62-102 cm.
            Horizon tanah adalah lapisan-lapisan tanah yang terbentuk kerena hasil dari proses pembentukan tanah, batas antar horison dalam profil tanah tidak seluruhnya rata atau sejajar dengan permukaan tanah. Ada yang bergelombang, dan ada yang terputus-putus satu sama lainnya.
Pada praktikum ini kita dapat membedakan atau mengukur antara lapisan I, II dan lapisan III dengan cara melihat perbedaan warna. Hal ini sesuai dengan pendapat (Foth, 1998) bahwa suatu batas nyata dari biasanya antara lapisan yang satu dengan yang lain dapat dilihat dari perbedaan warna tanah.
Cara yang kami gunakan untuk menentukan tekstur adalah dengan cara  feeling method yaitu dengan merasakan tanah menggunakan tangan. Berdasarkan perlakuan yang diberikan terhadap tanah, ternyata tanah dari lapisan I, II, dan III dapat dibentuk seperti pita yang kuat dan panjangnya 5 cm dan terasa halus, sehingga kami menyimpulkan bahwa tanah tersebut bertekstur liat berdebu.

V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan                                          
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari percobaan profil tanah ini adalah: Pada tanah lapisan I memiliki kedalaman lapisan 0-34 cm, lapisan II memiliki kedalaman lapisan  34-62 cm, sedangkan pada lapisan III memiliki kedalaman lapisan 62-102 cm, hal ini dapat diketahui dengan melihat perbedaan warna disetiap lapisan tanah. Tekstur dari ketiga lapisan tanah tersebut adalah liat berdebu.
5.2 Saran
Dalam melaksanakan praktikum profil tanah sebaiknya dilakukan penggalian profil lebih pagi agar tidak terlalu panas.