MAKALAH UNSUR KIMIA GOLONGAN VI A

Written By Muh. Arifuddin on Wednesday, December 10, 2014 | 5:22 PM

UNSUR KIMIA GOLONGAN VI A
BAB II
PEMBAHASAN

1.    OKSIGEN (O)

a.    Pengertian

Oksigen atau zat asam adalah unsur kimia dalam sistem tabel periodik yang mempunyai lambang O dan nomor atom 8. Oksigen merupakan unsur golongan kalkogen dan dapat dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya dan berubah menjadi oksida. Pada Temperatur dan tekanan standar, dua atom unsur ini berikatan menjadi dioksigen, yaitu senyawa gas diatomik dengan rumus O2 yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau.
Oksigen ditemukan oleh Carl William Scheele (SE) pada tahun 1772. Asal usul nama berasal dari kata Yunani yang berarti gen oxy asam dan membentuk (asam mantan). Seorang ahli bernama Priestley dipuji karena penemuannya, meski Scheele juga menemukan oksigen secara bebas.
Selama beberapa abad, para ahli terkadang menyadari bahwa udara terdiri lebih dari satu komponen. Sifat oksigen dan nitrogen sebagai komponen udara mengarah pada pengembangan teori flogiston pada proses pembakaran, yang sering terpikir oleh para ahli kimia selama satu abad. Oksigen telah dibuat oleh beberapa ahli, termasuk Bayen dan Borch, tetapi mereka tidak tahu cara mengumpulkannya. Mereka juga tidak mempelajari sifat-sifatnya dan tidak mengenali oksigen sebagai unsur dasar.
Dahulu bobot atom oksigen digunakan sebagai standar pembanding untuk unsur yang lain, hingga pada tahun 1961, ketika IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry) menggunakan atom karbon 12 sebagai standar pembanding yang baru.



b.    Sifat Fisik dan Kimia

1.    Nama Unsur    : Oksigen
2.    Simbol    : O
3.    Nomor Atom        : 8
4.    Radius Atom        : 0.65 Å
5.    Volume Atom        : 14 cm3/mol
6.    Massa Atom        : 15.9994
7.    Titik Didih            : 90.168 K
8.    Radius Kovalensi        : 0.73 Å
9.    Struktur Kristal        : Kubus
10.    Massa Jenis        : 1.429 g/cm3
11.    Konduktivitas Listrik    : 5 x 10-10 x ohm-1 cm-1
12.    Elektronegativitas        : 3.44
13.    Konfigurasi Elektron    : [He]2s2 2p4
14.    Formasi Entalpi        : 0.222 kJ/mol
15.    Konduktivitas Panas    : 0.2674 Wm-1K-1
16.    Potensial Ionisasi        : 13.618 V
17.    Titik Lebur        : 54.8 K
18.    Bilangan Oksidasi        : -2, -1
19.    Kapasitas Panas        : 0.92 Jg-1K-1
20.    Entalpi Penguapan    : 3.4109 kJ/mol

Sifat dari oksigen yaitu tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. Dalam bentuk cair dan padat, oksigen berwarna biru pucat dan merupakan paramagnetik yang kuat. Oksigen sangat reaktif, adalah komponen ratusan ribu senyawa organik dan dapat bergabung dengan kebanyakan unsur.
Oksigen memiliki 9 isotop. Oksigen alami adalah campuran dari 3 isotop. Oksigen berbobot aatom 18 yang terdapat di alam bersifat stabil dan tersedia untuk keperluan komersial, seperti dalam air (H2O dengan kandungan isotop 18 sebanyak 15%). Konsumsi oksigen komersial di Amerika Serikat diperkirakan mencapai 20 juta ton per tahun dan diperkirakan akan terus meningkat.
Pemisahan udara (destilasi) menghasilkan gas dengan kemurnian 99%, sedangkan elektrolisis hanya 1%. Bentkuk lain dari oksigen adalah Ozon (O3). Merupakan senyawa yang sangat aktif, dihasilkan dari pelepasan muatan elektris (kilat) atau penyinaran sinar Ultraviolet terhadap oksigen. Keberadaan ozon di atmosfer (dengan jumlah yang sebanding dengan ketebalan lapisan 3 mm dengan kondisi tekanan dan suhu yang luar biasa) mencegah sinar Ultraviolet yang berbahaya dari matahari sebelum mencapai permukaan. Pencemaran udara di atmosfer dapat merusak lapisan ozon ini. Ozon bersifat racun dan tidak boleh terpapar dengan ozon melebihi kadar 0.2 mg/m (8 jam kerja rata-rata-40 jam per minggu). Ozon yang masih pekat memiliki warna hitam kebiru-biruan dan ozon padat berwarna hitam ungu.


c.    Reaksi Oksigen

1.    Reaksi masing-masing Logam dengan Oksigen
a.    Lithium
Lithium akan terbakar dengan nyala merah terang jika dipanaskan di udara. Logam ini bereaksi ini dengan oksigen dalam udara menghasilkan lthium oksida yang berwarna putih. Jika bereaksi dengan oksigen murni, nyala biasanya lebih terang.
b.    Natrium
Potongan-potongan kecil natrium terbakar di udara dan sering menimbulkan nyala yang sedikit lebih terang dari warna orange. Jika jumlah natrium yang lebih besar digunakan atau jika dibakar di dalam oksigen maka akan menghasilkan nyala orange yang cemerlang. Terbentuk campuran padatan antara oksida dan natrium peroksida.
c.    Kalium
Potongan-potongan kecil kalium yang dipanaskan di udara cenderung hanya melebur dan dengan cepat kembali menjadi campuran kalium peroksida dan kalium superoksida tanpa ada nyala yang terlihat. Jika potongan-potongan kalium yang lebih besar dipanaskan, maka akan terbentuk nyala berwarna pink kebiru-biruan.
d.    Rubidium and cesium
Kedua logam ini terbakar di udara dan menghasilkan superoksida yaitu RbO2 and CsO2. Persamaan reaksinya sama seperti persamaan reaksi untuk kalium.

Beberapa sumber menyebutkan bahwa kedua superoksida ini berwarna orange atau kuning. Salah satu situs utama menyebutkan superoksida rubidium berwarna coklat tua pada salah satu halaman webnya dan berwarna orange pada halaman web lainnya.

Nyala yang terbentuk saat reaksi terjadi belum dicermati lebih lanjut. Anda tidak bisa memastikan bahwa nyala yang timbul dari pembakaran logam akan sama dengan warna nyala dari senyawa-senyawanya.

2.    Reaksi Oksida

a.    Oksida-oksida sederhana, X2O
•    Reaksi dengan air
Oksida-oksida dasar yang sederhana jika bereaksi dengan air akan menghasilkan hidroksida logam.
Sebagai contoh, lithium oksida bereaksi dengan air menghasilkan larutan lithium hidroksida yang tidak berwarna.


•    Reaksi dengan asam-asam encer
Oksida-oksida sederhana ini semuanya bereaksi dengan asam menghasilkan garam dan air. Sebagai contoh, natrium oksida akan bereaksi dengan asam hidroklorat encer menghasilkan larutan natrium klorida yang tidak berwarna dan air.

b.    Peroksida, X2O2
•    Reaksi dengan air
Jika reaksi berlangsung pada suhu dingin (dan suhu dipertahankan sehingga tidak meningkat walaupun reaksi-reaksi ini sangat bersifat eksotermis), maka akan terbentuk hidroksida logam dan hidrogen peroksida.
Jika suhu meningkat (sebagaimana yang akan terjadi kecuali jika peroksida dimasukkan ke dalam air dengan sangat dan sangat perlahan), maka hidrogen peroksida yang dihasilkan akan terdekomposisi menjadi air dan oksigen. Reaksi ini bisa berlangsung sangat hebat.

•    Reaksi dengan asam-asam encer
Reaksi-reaksi peroksida dengan asam-asam encer lebih bersifat eksotermis dibanding reaksi peroksida dengan air. Pada reaksi ini terbentuk garam dan hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida akan terdekomposisi menghasilkan air dan oksigen jika suhu meningkat – lagi-lagi, peningkatan suhu ini hampir tidak bisa dihindari. Reaksi yang hebat pun terjadi.

c.    Superoksida, XO2
•    Reaksi dengan air
Reaksi superoksida dari Golongan 1 dengan air akan membentuk hidroksida logam dan hidrogen peroksida, tapi gas oksigen juga dilepaskan. Sekali lagi, reaksi-reaksi ini sangat eksotermis dan panas yang dihasilkan tidak dapat dihindarkan mendekomposisi hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen. Lagi-lagi, reaksi ini berlangsung hebat.

•    Reaksi dengan asam-asam encer
Reaksi peroksida dengan asam-asam encer bahkan lebih bersifat eksotermis dibandnig reaksinya dengan air. Pada reaksi ini terbentuk sebuah larutan yang mengandung garam dan hidrogen peroksida bersama dengan gas oksigen. Hidrogen peroksida kembali terdekomposisi menghasilkan air dan oksigen apabila suhu meningkat. Reaksi ini berlangsung hebat.

d.    Keberadaan di Alam

Oksigen dapat dihasilkan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Dapat ditemukan berlimpah di sekitar matahari.Merupakan unsur gas yang menyusun 21% volume atmosfer dan dapat diperoleh dengan cara pencairan dan penyulingan bertingkat.Terdapat dalam kandungan 49,2% berat pada lapisan kerak bumi. Di dalam laboratorium, oksigen dapat dibuat dengan elektrolisis air atau dengan memanaskan KClO3 dengan MnO2 sebagai katalis.

e.    Kegunaan

1.    Oksigen digunakan sebagai udara pernafasan bagi manusia dan sebagian besar makhluk hidup lainnya.
2.    Oksigen berperan dalam proses pembakaran.
3.    Campuran gas oksigen dan gas asetilin dapat menghasilkan suhu yang sangat tinggi dan digunakan untuk mengelas logam.
4.    Digunakan dalam tungku pada proses pembuatan baja, plastik, dan tekstil.
5.    Sebagai pendukung kehidupan pada pesawat terbang, kapal selam, penerbangan luar angkasa, dan penyelaman.
6.    Digunakan pada proses sintesis metanol dan amonia
7.    Oksigen cair digunakan sebagai bahan bakar untuk menjalankan rudal dan roket.
8.    Dalam industri, oksigen digunakan untuk membuat beberapa senyawa kimia dan sebagai oksidator.
9.    Dalam bentuk allotrop O3 (ozon) yang bersifat oksidator kuat, digunakan sebagai desinfektan dan sebagai bahan pemutih.
10.    Berperan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.

f.    Gambar Unsur

2.    BELERANG (S)

a.    Pengertian

Belerang atau sulfur adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S dan nomor atom 16. Belerang merupakan Zat padat (solid) serta memiliki Bentuk non logam yang tidak berbau dan multivalent. Di alam belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral-mineral sulfide dan sulfate.
Belerang berwarna kuning pucat, padatan yang rapuh, yang tidak larut dalam air tapi mudah larut dalam CS2 (karbon disulfida). Dalam berbagai bentuk, baik gas, cair maupun padat, unsur belerang terjadi dengan bentuk alotrop yang lebih dari satu atau campuran. Dengan bentuk yang berbeda-beda, akibatnya sifatnya pun berbeda-beda dan keterkaitan antara sifat dan bentuk alotropnya masih belum dapat dipahami.
Belerang telah ditemukan semenjak zaman prasejarah, namun hal tersebut belum diketahui pada tahun berapa. Kemudian pada tahun 1975, ahli kimia dari Universitas Pensilvania melaporkan pembuatan polimer belerang nitrida, yang memiliki sifat logam, meski tidak mengandung atom logam sama sekali. Zat ini memiliki sifat elektris dan optik yang tidak biasa.
Belerang dengan kemurnian 99.999+% sudah tersedia secara komersial.Belerang amorf atau belerang plastik diperoleh dengan pendinginan dari kristal secara mendadak dan cepat. Studi dengan sinar X menunjukkan bahwa belerang amorf memiliki struktur helik dengan delapan atom pada setiap spiralnya. Kristal belerang diduga terdiri dari bentuk cincin dengan delapan atom belerang, yang saling menguatkan sehingga memberikan pola sinar X yang normal.
Belerang memiliki sebelas isotop. Dari empat isotop yang ada di alam, tidak satupun yang bersifat radioaktif. Belerang dengan bentuk yang sangat halus, dikenal sebagai bunga belerang, dan diperoleh dengan cara sublimasi.
Senyawa organik yang mengandung belerang sangat penting. Kalsium sulfur, ammonium sulfat, karbon disulfida, belerang dioksida dan asam sulfida adalah beberapa senyawa di antara banyak senyawa belerang yang sangat penting.



b.    Sifat Fisik dan Kimia
1.    Nama Unsur            : Belerang/Sulfur
2.    Simbol            : S
3.    Penemunya tidak diketahui secara pasti (sudah ada sejak jaman prasejarah)
4.    Massa Atom            : 32,066 sma
5.    Nomor Atom            : 16
6.    Konfigurasi Electron        : 2 8 6
7.    Bilangan Oksidasi            : -2, +2, +4 dan +6
8.    Konfigurasi Elektron         : [Ne]3s2 3p4
9.    Volume Atom            : 15,50 cm3/mol
10.    Struktul Kristal            :Orthorombik
11.    Titik Didih                : 717, 82 K
12.    Titik Lebur            : 392,2 K
13.    Massa Jenis            : 2,07 gram / cm3
14.    Kapasitas Panas            : 0,710 J/g K
15.    Potensial Ionisasi            : 10,360 volt
16.    Elektronegativitas            : 2,58
17.    Konduktivitas Listrik        : 5 x 10-10 ohm-1 cm-1
18.    Konduktivitas Kalor        : 0,269 W/mK
19.    Harga Entalpi Pembentukan     : 1,73 Kj / mol
20.    Harga Entalpi Pembentukan     :  1,73 Kj/mol
21.    Harga Entalpi Penguapan        : 10 Kj/mol
Belerang berwarna kuning pucat, padatan yang rapuh, yang tidak larut dalam air tapi mudah larut dalam CS2 (karbon disulfida).  Dalam berbagai bentuk, baik gas, cair maupun padat, unsur belerang terjadi dengan bentuk alotrop yang lebih dari satu atau campuran.  Dengan bentuk yang berbeda-beda,  akibatnya sifatnya pun berbeda-beda dan keterkaitan antara sifat dan bentuk alotropnya masih belum dapat dipahami.
Pada tahun 1975, ahli kimia dari Universitas Pensilvania melaporkan pembuatan polimer belerang nitrida, yang memiliki sifat logam, meski tidak mengandung atom logam sama sekali. Zat ini memiliki sifat elektris dan optik yang tidak biasa.
Belerang amorf atau belerang plastik diperoleh dengan pendinginan dari kristal secara mendadak dan cepat. Studi dengan sinar X menunjukkan bahwa belerang amorf memiliki struktur helik dengan delapan atom pada setiap spiralnya. Kristal belerang diduga terdiri dari bentuk cincin dengan delapan atom belerang, yang saling menguatkan sehingga memberikan pola sinar X yang normal. Belerang dengan kemurnian  99.999% sudah tersedia secara komersial.


c.    Reaksi Belerang

1.     Reaksi Belerang dengan unsur pada golongan I A

2M (l) + N (l) → M2N (l)

M merupakan unsur pada golongan I A dan N merupakan belerang.

2.    Reaksi Belerang dengan unsur pada golongan II A

M (l) + N (l) → MN (l)

M merupakan unsur pada golongan II A dan N merupakan belerang.

3.    Reaksi Belerang dengan unsur pada golongan III A

2M (l) + 3N (l) → M2N3 (l)

M merupakan unsur pada golongan III A dan N merupakan belerang.

4.    Reaksi Belerang dengan unsur pada golongan I B

2M (l) + N (l) → M2N (l)

M (l) + N (l) → MN (l)

M merupakan unsur pada golongan I B dan N merupakan belerang.

5.    Reaksi Belerang dengan unsur pada golongan II B

M (l) + N (l) → MN (l)

2M (l) + 3N (l) → M2N3 (l)

M merupakan unsur pada golongan II B dan N merupakan belerang.

6.    Reaksi Belerang dengan unsur pada golongan VI B

M (l) + N (l) → MN (l)

2M (l) + 3N (l) → M2N3 (l)

M merupakan unsur pada golongan VI B dan N merupakan belerang.

7.    Reaksi Belerang dengan unsur pada golongan VII B

2M (l) + 3N (l) → M2N3 (l)

M (l) + N (l) → MN (l)

M merupakan unsur pada golongan VII B dan N merupakan belerang.

8.    Reaksi Belerang dengan unsur pada golongan VIII B

M (l) + N (l) → MN (l)

2M (l) + 3N (l) → M2N3 (l)

M merupakan unsur pada golongan VIII B dan N merupakan belerang.

d.    Keberadaan  di Alam

Belerang dapat terjadi secara alamiah di sekitar daerah pegunungan dan hutan tropis.Belerang yang berbentuk Sulfir dapat tersebar di alam sebagai pirit, galena, sinabar, stibnite, gipsum, garam epsom, selestit, barit dan lain-lain.Belerang dapat dihasilkan secara bebas dari sumber mata air hingga endapan garam yang melengkung sepanjang Lembah Gulf di Amerika Serikat yaitu dengan menggunakan proses Frasch, ketika air yang dipanaskan masuk ke dalam sumber mata air untuk mencairkan belerang, lalu kemudian belerang tersebut terbawa ke permukaan.Belerang juga terdapat pada gas alam dan minyak mentah.

e.    Kegunaan
1.    Digunakan untuk membuat beberapa senyawa penting dalam industri, seperti asam sulfat, asam sulfit, belerang dioksida, dan lain sebagainya.
2.    Asam Sulfat (H2SO4) digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pembersih logam, bahan baku industri dan sebagai cairan pengisi akumulato.
3.    Digunakan dalam bidang kedokteran sebagai obat sulfat.
4.    Digunakan dalam industri korek api, vulkanisasi karet, obat celup, dan bubuk mesiu (bahan peledak.
5.    Dicampur dengan kapur digunakan sebagai fungsiida
6.    Senyawa garam natrium tiosulfat (Na2S2O3.5H2O) yang sering disebut hypo digunakan dalam fotografi.
7.    Digunakan untuk pembuatan kertas sulfit dan kertas lainnya
8.    Untuk mensterilkan alat pengasap
9.    Untuk memutihkan buah kering
f.    Gambar Unsur

3.    SELENIUM (Se)

a.    Pengertian

Selenium adalah suatu unsur Kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Se dan nomor atom 34. Selenium berbentuk zat padat (solid) yang termasuk dalam bentuk non logam. Serta memiliki struktur kristal hexagonal.
Selenium ditemukan oleh Berzellius pada tahun 1817, yang menemukannya bergabung bersama tellurium (namanya diartikan sebagai bumi). Selenium bisa didapatkan baik dalam struktur amorf maupun kristal. Selenium amorf bisa berwarna merah (bentuk serbuk) atau hitam (dalam bentuk seperti kaca).
Selenium berada dalam beberapa bentuk allotrop, walaupun hanya dikenal tiga bentuk. Selenium bisa didapatkan baik dalam struktur amorf maupun kristal. Selenium amorf bisa berwarna merah (bentuk serbuk) atau hitam (dalam bentuk seperti kaca). Selenium kristal monoklinik berwarna merah tua. Sedangkan selenium kristal heksagonal, yang merupakan jenis paling stabil, berwarna abu-abu metalik.
Selenium menunjukkan sifat fotovoltaik, yakni mengubah cahaya menjadi listrik, dan sifat fotokonduktif, yakni menunjukkan penurunan hambatan listrik dengan meningkatnya cahaya dari luar (menjadi penghantar listrik ketika terpapar cahaya dengan energi yang cukup). Sifat-sifat ini membuat selenium sangat berguna dalam produksi fotosel dan exposuremeter untuk tujuan fotografi, seperti sel matahari. Di bawah titik cairnya, selenium adalah semikonduktor tipe p dan memiliki banyak kegunaan dalam penerapan elektronik. Selenium telah dikatakan non toksik, dan menjadi kebutuhan unsur yang penting dalam jumlah sedikit. Namun asam selenida dan senyawa selenium lainnya adalah racun, dan reaksi fisiologisnya menyerupai arsen.
Selenium di alam mengandung enam isotop stabil. Lima belas isotop lainnya pun telah dikenali. Unsur ini termasuk dalam golongan belerang dan menyerupai sifat belerang baik dalam ragam bentuknya dan senyawanya.
Asam selenida pada konsentrasi 1.5 ppm tidak boleh ada dalam tubuh manusia. Selenium dalam keadaan padat, dalam jumlah yang cukup dalam tanah, dapat memberikan dampak yang fatal pada tanaman pakan hewan. Terpapar dengan senyawa selenium di udara tidak boleh melebihi kadar 0.2 mg/m3 (selama 8 jam kerja perhari-40 jam seminggu).


b.    Sifat Fisik dan Kimia
1.    Nama Unsur        : Selenium
2.    Simbol            : Se
3.    Radius Atom               : 1.4 Å
4.    Volume Atom               : 16.5 cm3/mol
5.    Massa Atom                    : 78.96
6.    Titik Didih                  : 958 K
7.    Radius Kovalensi          : 1.16 Å
8.    Struktur Kristal            : Heksagonal
9.    Massa Jenis               : 4.79 g/cm3
10.    Konduktivitas Listri    : 8 x 106 ohm-1cm-1
11.    Elektronegativitas        : 2.55
12.    Konfigurasi Elektron    : [Ar]3d10 4s2 4p4
13.    Formasi Entalpi              : 5.54 kJ/mol
14.    Konduktivitas Panas    : 2.04 Wm-1K-1
15.    Potensial Ionisasi          : 9.752 V
16.    Titik Lebur                 : 494 K
17.    Bilangan Oksidasi        : -2,4,6
18.    Kapasitas Panas         : 0.32 Jg-1K-1
19.    Entalpi Penguapan       : 26.32 kJ/mol
Selenium berada dalam beberapa bentuk allotrop, walaupun hanya dikenal tiga bentuk. Selenium bisa didapatkan baik dalam struktur amorf maupun kristal. Selenium amorf bisa berwarna merah (bentuk serbuk) atau hitam (dalam bentuk seperti kaca). Selenium kristal monoklinik berwarna merah tua. Sedangkan selenium kristal heksagonal, yang merupakan jenis paling stabil, berwarna abu-abu metalik.
Selenium menunjukkan sifat fotovoltaik, yakni mengubah cahaya menjadi listrik, dan sifat fotokonduktif, yakni menunjukkan penurunan hambatan listrik dengan meningkatnya cahaya dari luar (menjadi penghantar listrik ketika terpapar cahaya dengan energi yang cukup). Sifat-sifat ini membuat selenium sangat berguna dalam produksi fotosel dan exposuremeter untuk tujuan fotografi, seperti sel matahari. Di bawah titik cairnya, selenium adalah semikonduktor tipe p dan memiliki banyak kegunaan dalam penerapan elektronik .
Selenium telah dikatakan non toksik, dan menjadi kebutuhan unsur yang penting dalam jumlah sedikit. Namun asam selenida dan senyawa selenium lainnya adalah racun, dan reaksi fisiologisnya menyerupai arsen.



c.    Reaksi Selenium

1.    Selenium dengan Kalkogen

•    Selenium bereaksi dengan unsur oksigen menghasilkan selenium dioksida (SeO2):

Se + O2 → 8 SeO2

•    SeO2 dapat membentuk rantai polimer yang panjang. Selenium dioksida dapat beraksi air untuk membentuk asam selenit, h2seo3.

SeO2 + H2O → H2SeO3

•    Asam selenit dapat juga dibuat secara langsung dengan mereaksikan selenium dengan asam nitrat:

4Se + 4 HNO3 → 3 H2SeO3 + 4 NO

•    Selenium dioksida dapat bereaksi dengan basa:

SeO2 + 2 NaOH → Na2SeO3 + H2O

•    Hidrogen Sulfida bereaksi dengan mengandung asam selenit menghasilkan selenium disulfida:

H2SeO3 + 2 H2S → SeS2 + 3 H2O

•    Selenium dioksida dapat beraksi hidrogen peroksida menghasilkan asam selenat, H2SeO4 :

SeO2 + H2O2 → H2SeO4

•    Asam selenat bersifat korosif sehingga mampu untuk merusak emas, membentuk emas(III) selenat:

2Au + 6 H2SeO4 → Au2(SeO4)3 + 3H2SeO3 + 3H2O

2.    Reaksi Selenium dengan Halogen

•    Selenium bereaksi dengan fluorin untuk membentuk selenium heksafluorida:

Se + 3F2 → SeF6

SeF6 merupakan racun yang dapat mengiritasi paru-paru. hal tersebut menyebabkan radang dingin (hipotermia) dan dapat menimbulkan iritasi yang parah jika terkena kulit.

•    Selenium bereaksi dengan bromin untuk membentuk heksabromida selenium:

Se(s) + 3Br2(g) SeBr6(g)

3.    Reaksi Selenium dengan logam (Selenida)

•    Senyawa selenium dimana selenium mempunyai bilangan oksidasi −2. Sebagai contoh, reaksi dengan aluminum membentuk aluminum selenida. Berikut ini adalah reaksinya:

3Se + 2 Al → Al2Se3

•    Reaksi Selenium dengan Logam Besi

Se + Fe(s) SeFe

Selenida yang lain yaitu timbal selenida ( PbSe), seng selenida ( ZnSe) galium dan indium tembaga diselenide ( Cu(Ga,In)Se2). Galium indium tembaga diselenida (Cu(Ga,In)Se2) merupakan suatu semikonduktor.

Selenium tidak bereaksi secara langsung dengan hydrogen, untuk mendapatkan hidrogen selenida. Maka selenium direaksikan dengan logam untuk menghasilkan suatu selenida, dan kemudian direaksikan dengan air untuk menghasilkan H2Se.

Contohnya:

3 Se + 2 Al → Al2Se3

Al2Se3 + 6 H2O ⇌ 2 Al(OH)3 + 3 H2Se


4.    Reaksi Selenium dengan senyawa lainnya

Selenium bereaksi dengan sianida untuk menghasilkan selenosianat.
Contoh:

KCN + Se → KSeCN


d.    Keberadaan di alam

Selenium ditemukan dalam beberapa mineral yang cukup langka seperti kruksit dan klausthalit.Selenium dapat dihasilkan dari debu cerobong asap yang tersisa dari proses bijih tembaga sulfida.Serta dapat dihasilkan dari pemurnian kembali logam anoda dari proses elektrolisis tembaga.Selenium juga dapat diperoleh dari memanggang endapan hasil elektrolisis dengan soda atau asam sulfat, atau dengan meleburkan endapan tersebut dengan soda dan niter (mineral yang mengandung kalium nitrat).


e.    Kegunaan

Selenium dapat digunakan dalam xerografi, yaitu untuk memperbanyak salinan dokumen, surat dan lain-lain. Merupakan bahan utama yang digunakan oleh industri kaca untuk membuat kaca. Berperan dalam pembuatan lapisan email gigi yang berwarna rubi. Juga digunakan sebagai tinta fotografiDan sebagai bahan tambahan baja tahan karat.



f.    Gambar Unsur

4.    TELURIUM

a.    Pengertian

Telurium adalah suatu unsur Kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Te dan nomor atom 52. Merupakan zat padat (solid) yang termasuk dalam Metaloid dengan struktur kristal Hexagonal.
Telurium memiliki warna putih keperak-perakan, dan dalam keadaan murninya menunjukkan kilau logam. Cukup rapuh dan bisa dihaluskan dengan mudah.
Ditemukan oleh Muller von Reichenstein pada tahun 1782; diberi nama oleh Klaproth, yang telah mengisolasinya pada tahun 1798.
Telurium kadang-kadang dapat ditemukan di alam, tapi lebih sering sebagai senyawa tellurida dari emas (kalaverit), dan bergabung dengan logam lainnya. Telurium didapatkan secara komersil dari lumpur anoda yang dihasilkan selama proses pemurnian elektrolisis tembaga panas. Amerika Serikat, Kanada, Peru dan Jepang  adalah penghasil terbesar unsur ini.
Telurium memiliki warna putih keperak-perakan, dan dalam keadaan murninya menunjukkan kilau logam. Cukup rapuh dan bisa dihaluskan dengan mudah. Telurium amorf ditemukan dengan pengendapan telurium dari larutan asam tellurat. Apakah bentuk dari senyawa ini adalah amorf atau terbentuk dari kristal, masih menjadi bahan pertanyaan. Telurium adalah semikonduktor tipe-p, danmenunjukkan daya hantar yang lebih tinggi pada arah tertentu, tergantung pada sfat kerataan atom.
Daya hantarnya bertambah sedikit ketika unsur ini terpapar dengan sinar matahari. Telurium bisa diberi dopan perak, tembaga, emas, timah atau unsur lainnya. Di udara, telurium terbakar dengan nyala biru kehijau-hijauan, membentuk senyawa dioksida. Telurium cair mengkorosi besi, tembaga dan baja tahan karat.
Telurium dan senyawanya kemungkinan beracun dan harus ditangani dengan hati-hati. Hanya boleh terpapar dengan telurium dengan konsentrasi serendah 0.01 mg/m3, atau lebih rendah, dan pada konsentrasi ini telurium memiliki bau khas yang menyerupai bau bawang putih.
Ada 30 isotop telurium yang telah dikenali, dengan massa atom berkisar antara 108 hingga 137. Telurium di alam hanya terdiri dari delapan isotop.



b.    Sifat Fisik dan Kimia
1.    Nama Unsur            : Telurium
2.    Simbol                           : Te
3.    Nomor atom                : 52
4.    Radius Atom                  : 1.42 Å
5.    Volume Atom                  : 20.5 cm3/mol
6.    Massa Atom                : 127.6
7.    Titik Didih                     : 1261 K
8.    Radius Kovalensi           : 1.36 Å
9.    Struktur Kristal              : Heksagonal
10.    Massa Jenis                     : 6.24 g/cm3
11.    Konduktivitas Listrik        : 2 x 106 ohm-1cm-1
12.    Elektronegativitas            : 2.1
13.    Konfigurasi Elektron        : [Kr]4d104f65s25p4
14.    Formasi Entalpi                     : 17.49 kJ/mol
15.    Konduktivitas Panas         : 2.35 Wm-1K-1
16.    Potensial Ionisasi             : 9.009 V
17.    Titik Lebur            : 722.72 K
18.    Bilangan Oksidasi         : 2,4,6
19.    Kapasitas Panas                 : 0.202 Jg-1K-1
20.    Entalpi Penguapan            : 50.63 kJ/mol
21.    Deret kimia               : Metalloids
22.    Golongan, Periode, Blok          : 16, 5, p
23.    Massa Atom                       : 127.60(3) g/mol
24.    Jumlah Elektron Tiap Kulit    : 2, 8, 18, 18, 6
Telurium memiliki warna putih keperak-perakan, dan dalam keadaan murninya menunjukkan kilau logam. Cukup rapuh dan bisa dihaluskan dengan mudah. Telurium amorf ditemukan dengan pengendapan telurium dari larutan asam tellurat. Bentuk dari senyawa ini adalah amorf atau terbentuk dari Kristal. Pada dasarnya telurium merupakan unsur yang stabil, tidak dapat larut dalam air dan dalam asam hidroklorik tetapi dapat larut dengan baik dalam asam sitrat dan air raja (aqua regia).
Unsur telurium dapat bereaksi dengan unsur-unsur lain yang membentuk beberapa senyawa, seperti telurium diklorida (TeCl2), telurium dioksida (TeO2), telurium tetraklorida (TeCl4), hidrogen telurida (H2Te), natrium telurida (Na2Te), dan beberapa senyawa lainnya. Telurium adalah semikonduktor tipe-p, dan menunjukkan daya hantar yang lebih tinggi pada arah tertentu, tergantung pada sifat kerataan atom. Daya hantarnya bertambah sedikit ketika unsur ini terpapar dengan sinar matahari. Telurium bisa diberi dopan perak, tembaga, emas, timah atau unsur lainnya. Di udara, telurium terbakar dengan nyala biru kehijau-hijauan, membentuk senyawa dioksida. Telurium cair mengkorosi besi, tembaga dan baja tahan karat.

c.    Reaksi Telurium

1.    Telurida

Telurida merupakan senyawa tellurium dimana telurium memiliki bilangan oksidasi -2, contohnya seng telurida (ZnTe), dibentuk melalui pemanasan telurium dengan seng.

Zn + Te → ZnTe

ZnTe dapat bereaksi dengan asam klorida menghasilkan hidrogen telurida (H2Te). Reaksinya yaitu:

ZnTe + 2 HCl → ZnCl2 + H2Te

2.    Halida

Telurium heksafluorida paling sering dibuat dengan mereaksikan gas fluorin dengan telurium pada 150 ° C. Reaksinya yaitu:

Te + 3 F2 → TeF6
   
Telurium heksafluorida adalah gas tidak berwarna yang sangat beracun dengan bau seperti bawang putih.

3.    Reaksi Telurium dengan Gas Klor

Reaksi antara tellurium dengan gas klor menghasilkan tellurium tetraklorida.

Te + 2 Cl2 → TeCl

Telurium tetraklorida adalah senyawa anorganik mudah menguap pada 200 ° C pada tekanan 0,1 mm Hg.

Dalam keadaan Kristal memiliki struktur berikut, Telurium juga dapat membentuk tetrahalida lainnya yaitu TeI4, dan TeBr4 dengan biloks +4.

4.    Telurium dengan oksigen

Telurium dioksida terbentuk dengan memanaskan telurium di udara, menyebabkan telurium terbakar dengan nyala biru.

Te + O2 → TeO2

Telurium dioksida bereaksi dengan air yang membentuk asam tellurous (H2TeO3).

TeO2 + H2O → H2TeO3

d.     Keberadaan di Alam

Telurium dapat ditemukan di alam bebas yaitu dengan bentuk sebagai senyawa tellurida dari emas (kalaverit) dan bergabung dengan logam lainnya.Telurium didapatkan secara bebas dari lumpur anoda yang dihasilkan selama proses pemurnian elektrolisis tembaga panas.

e.    Kegunaan
1.    Telurium memperbaiki kemampuan tembaga dan baja tahan karat untuk digunakan dalam permesinan.
2.    Penambahan telurium pada timbal dapat mengurangi reaksi korosi oleh asam sulfat pada timbal, dan juga memperbaiki kekuatan dan kekerasannya.
3.    Telurium digunakan sebagai komponen utama dalam sumbat peleburan, dan ditambahkan pada besi pelapis pada menara pendingin.
4.    Telurium juga digunakan dalam keramik.
5.    Bismut telurrida telah digunakan dalam peralatan termoelektrik.
6.    Digunakan dalam penelitian ilmiah semikonduktor.
7.    Dalam campurannya dengan bahan-bahan organik digunakan pada proses vulkanisasi karet sintesis.
8.    Digunakan sebagai bahan insektisida, germisida, dan fungisida.
9.    Digunakan untuk memberi warna biru dalam proses pembuatan kaca.


f.    Gambar Unsur


5.    POLONIUM

a.    Pengertian
Polonium adalah suatu unsur Kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Po dan nomor atom 84. Unsur radioaktif yang langka ini termasuk kelompok metaloid dengan memiliki sifat kimia yang mirip dengan Telurium dan Bismut.
Polonium, juga dikenal sebagai Radium F, adalah unsur pertama yang ditemukan oleh Marie Curie dan Pierre Curie pada tahun ketika sedang mencari penyebab radioaktivitas pada mineral pitchblende (mineral uranium) dari Joachimsthal, Bohemia. Elektroskop menunjukkan pemisahannya dengan bismut.
Polonium 210 memiliki titik cair yang rendah, logam yang mudah menguap, dengan 50% polonium menguap di udara dalam 45 jam pada suhu 55oC. Merupakan pemancar alpha dengan masa paruh waktu 138.39 hari. Satu milligram memancarkan partikel alfa seperti 5 gram radium. Energi yang dilepaskan dengan pancarannya sangat besar (140 W/gram); dengan sebuah kapsul yang mengandung setengah gram polonium mencapai suhu di atas 500oC. Kapsul ini juga menghasilkan sinar gamma dengan kecepatan dosisnya 0.012 Gy/jam. Sejumlah curie (1 curie = 3.7 x 1010Bq) polonium mengeluarkan kilau biru yang disebabkan eksitasi di sekitar gas.
Polonium mudah larut dalam asam encer, tapi hanya sedikit larut dalam basa. Garam polonium dari asam organik terbakar dengan cepat; halida amina dapat mereduksi nya menjadi logam.
Ada 25 isotop polonium yang diketahui, dengan massa atom berkisar dari 194 – 218. Polonium-210 adalah yang paling banyak tersedia. Isotop dengan massa 209 (masa paruh waktu 103 tahun) dan massa 208(masa paruh waktu 2.9 tahun) bisa didapatkan dengan menembakkan alfa, proton, atau deutron pada timbal atau bismut dalam siklotron, tapi proses ini terlalu mahal.
Logam polonium telah dibuat dari polonium hidroksida dan senyawa polonium dengan adanya ammonia cair anhidrat atau ammonia cair pekat. Diketahui ada dua modifikasi alotrop.
Polonium-210 sangat berbahaya untuk ditangani meski hanya sejumlah milligram atau mikrogram. Diperlukan peralatan khusus dan kontrol yang ketat untuk menanganinya. Kerusakan timbul dari penyerapan energi partikel alfa oleh jaringan makhluk hidup. Batas penyerapan polonium maksimum lewat jalan pernafasan yang masih diizinkan hanya 0.03 mikrocurie, yang sebanding dengan berat hanya 6.8 x 10-12 gram. Tingkat toksisitas polonium ini sekitar 2.5 x 1011 kali daripada asam sianida. Sedangkan konsentrasi senyawa polonium yang terlarut yang masih diizinkan adalah maksimal 2 x 10-11 mikrocurie/cm3.



b.    Sifat Fisik dan Kimia
1.    Nama Unsur            : Polonium
2.    Simbol                                     : Po
3.    Massa atom                           : 209 sma
4.    Radius Atom                         : 1,67 Å
5.    Nomor atom                          : 84
6.    Jari-jari atom                         : 1,67 A
7.    Konfigurasi elektron             : 2 8 18 32 18 6
8.    Bilangan oksidasi                  : +4, +2, dan +6
9.    Konfigurasi Elektron                : [Xe]4f14 5d10 6s2 5p4
10.    Volume atom                            : 22,70 cm3/mol
11.    Struktur kristal                      : Monoklinik
12.    Titik lebur                              : 527 K            : 254°C
13.    Massa jenis                            : 9,3 gram / cm3
14.    Potensial ionisasi                   : 8,42 volt
15.    Elektronegativitas                 : 2,0
16.    Konduktivitas kalor                  : 20 W/mK
17.    Harga entalpi pembentukan      : 13kJ/mol
18.    Harga entalpi penguapan           : 120kJ/mol
Polonium 210 memiliki titik cair yang rendah, logam yang mudah menguap, dengan 50% polonium menguap di udara dalam 45 jam pada suhu 55oC. Merupakan pemancar alpha dengan masa paruh waktu 138,39 hari. Satu milligram memancarkan partikel alfa seperti 5 gram radium.
Energi yang dilepaskan dengan pancarannya sangat besar (140 W/gram), dengan sebuah kapsul yang mengandung setengah gram polonium mencapai suhu di atas 500oC. Kapsul ini juga menghasilkan sinar gamma dengan kecepatan dosisnya 0,012 Gy/jam. Sejumlah curie (1 curie = 3.7 x 1010Bq) polonium mengeluarkan kilau biru yang disebabkan eksitasi di sekitar gas.
Polonium mudah larut dalam asam encer, tapi hanya sedikit larut dalam basa. Garam polonium dari asam organik terbakar dengan cepat, halida amina dapat mereduksinya menjadi logam.



c.    Reaksi Polonium
Polonium termasuk kedalam kelompok unsur radioaktif. Unsur radioaktif adalah kumpulan beragam proses di mana sebuah inti atom yang tidak stabil memancarkan partikel subatomik (partikel radiasi). Peluruhan terjadi pada sebuah nukleus induk dan menghasilkan sebuah nukleus anak. Ini adalah sebuah proses acak sehingga sulit untuk memprediksi peluruhan sebuah atom.
Satuan internasional (SI) untuk pengukuran peluruhan radioaktif adalah becquerel (Bq). Jika sebuah material radioaktif menghasilkan 1 buah kejadian peluruhan tiap 1 detik, maka dikatakan material tersebut mempunyai aktivitas 1 Bq. Karena biasanya sebuah sampel material radiaktif mengandung banyak atom,1 becquerel akan tampak sebagai tingkat aktivitas yang rendah; satuan yang biasa digunakan adalah dalam orde gigabecquerels.
Oleh karena itu unsur polonium sulit bereaksi dengan unsur lain, sebab setiap satu menit unsur polonium berubah menjadi unsur lain.

d.    Keberadaan di alam
Polonium adalah unsur alam yang sangat jarang. Dalam bijih uranium hanya mengandung sekitar 100 mikrogram unsur polonium per tonnya.Ketersediaan polonium hanya sekitar 0.2% dari radium.Para ahli menemukan bahwa ketika menembak bismut alam (209bi) dengan neutron, diperoleh 210bi yang merupakan induk polonium.Sejumlah milligram polonium dapat dihasilkan dengan menggunakan tembakan neutron berintensitas tinggi dalam reaktor nuklir.

e.    Kegunaan
1.    Digunakan untuk menghasilkan radiasi sinar alfa (α)
2.    Digunakan dalam penelitian ilmiah tentang nuklir
3.    Digunakan pada peralatan mesin cetak dan fotografi
4.    Digunakan pada alat yang dapat mengionisasi udara untuk menghilangkan akumulasi muatan-muatan listrik
5.    Digunakan sebagai sumber panas yang ringan sebagai sumber energi termoelektrik ada satelit angkasa
6.    Polonium dapat dicampur atau dibentuk alloy dengan berilium untuk menghasilkan sumber neutron



f.    Gambar Unsur
   



6.    UNUNHEXIUM

a.    Pengertian
Pada tanggal 6 Desember 2000, para ilmuwan bekerja di Institut Bersama untuk Penelitian Nuklir di Dubna, Rusia, bersama dengan para ilmuwan dari Departemen Energi AS Lawrence Livermore National Laboratory , mengumumkan penciptaan ununhexium. Mereka menghasilkan ununhexium dengan membombardir atom curium -248 dengan ion kalsium -48. Ini ununhexium-292 diproduksi, sebuah isotop dengan paruh sekitar 0,6 milidetik (0,0006 detik), dan empat bebas neutron. Ununhexium paling stabil isotop , ununhexium-291, memiliki waktu paruh sekitar 18 milidetik. Ini meluruh menjadi ununquadium -287 melalui peluruhan alfa .
Ununhexium adalah nama sementara dari sintetik elemen superheavy dengan simbol Uuh sementara dan nomor atom 116. Tidak ada nama yang diusulkan meskipun moscovium (setelah Moskow Oblast di Rusia , di mana tempat penemuan, Dubna , terletak) telah dibahas di media. Hal ini ditempatkan sebagai anggota terberat kelompok 16 (VIA) meskipun isotop cukup stabil tidak diketahui pada saat ini untuk memungkinkan percobaan kimia untuk mengkonfirmasi posisinya sebagai homolog berat untuk polonium.
Ini pertama kali dideteksi pada 2000 dan sejak penemuan sekitar 30 atom ununhexium telah diproduksi, baik secara langsung atau sebagai produk pembusukan ununoctium , dan berkaitan dengan meluruh dari isotop tetangga empat dengan massa 290-293. Isotop yang paling stabil sampai saat ini adalah ununhexium-293 dengan paruh dari ~ 60 ms. Pada tanggal 19 Juli 2000, para ilmuwan di Dubna ( JINR ) mendeteksi peluruhan tunggal dari sebuah atom ununhexium berikut iradiasi target Cm-248 dengan ion Ca-48. Hasilnya diterbitkan pada bulan Desember, 2000. [1] Hal ini MeV 10,54 memancarkan alfa-kegiatan awalnya ditugaskan untuk 292 Uuh karena korelasi dari putri untuk sebelumnya ditetapkan 288 Uuq.

Namun, tugas yang kemudian diubah untuk 289 Uuq, dan karenanya kegiatan ini diubah menjadi 293 Sejalan Uuh. Dua atom lanjut dilaporkan oleh lembaga selama percobaan kedua mereka antara April-Mei 2001.
Dalam percobaan yang sama mereka juga mendeteksi sebuah rantai peluruhan yang berhubungan dengan peluruhan diamati pertama ununquadium dan ditugaskan untuk 289 Uuq. Kegiatan ini belum diamati lagi dalam pengulangan reaksi yang sama. Namun, deteksi dalam rangkaian percobaan menunjukkan kemungkinan peluruhan dari isomer dari ununhexium, Uuh yaitu 293b, atau cabang peluruhan langka isomer sudah ditemukan, 293a Uuh, di mana yang pertama partikel alpha itu meleset.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menetapkan positif kegiatan ini. Tim mengulangi percobaan pada April-Mei 2005 dan terdeteksi 8 atom ununhexium. Dalam menjalankan ini, tim juga mengamati 292 Uuh dalam saluran 4n untuk pertama kalinya. Pada bulan Mei 2009, Partai Joint Working melaporkan penemuan copernicium dan mengakui penemuan isotop 283 Cn.
Ini penemuan tersirat de facto ununhexium, sebagai Uuh 291 (lihat di bawah), dari pengakuan dari data yang berhubungan dengan Cn 283 cucu, meskipun percobaan penemuan yang sebenarnya dapat ditentukan seperti yang diatas.

Pada tahun 2011, IUPAC mengevaluasi hasil tim Dubna dan menerima mereka sebagai identifikasi yang dapat diandalkan unsur 116. Ununhexium secara historis dikenal sebagai eka - polonium. Ununhexium (Uuh) adalah sementara IUPAC nama unsur sistematik . Para ilmuwan biasanya merujuk ke elemen yang hanya sebagai elemen 116 (atau E116).
Menurut rekomendasi IUPAC, penemu (s) dari sebuah elemen baru memiliki hak untuk mengusulkan nama. Penemuan ununhexium diakui oleh JWG IUPAC pada tanggal 1 Juni 2011, bersama dengan yang dari ununquadium. Menurut wakil direktur-dari JINR, tim Dubna ingin nama elemen 116 moscovium, setelah Moskow Oblast di mana Dubna terletak. GSI adalah untuk menjalankan sebuah eksperimen (24 Juni-25 Juli, 2010) untuk mempelajari pembentukan Uuh 293.292 dalam 248 Cm (48 Ca, xn) reaksi sebagai langkah pertama dalam program masa depan mereka dengan target 248 Cm, bertujuan menuju sintesis unbinilium. Tim di Dubna telah mengindikasikan rencana untuk mensintesis ununhexium menggunakan reaksi antara plutonium -244 dan titanium-50.
Percobaan ini akan memungkinkan mereka untuk menilai kelayakan dari penggunaan proyektil dengan Z> 20 diperlukan dalam sintesis unsur superheavy dengan Z> 118. Meskipun awalnya dijadwalkan untuk tahun 2008, reaksi sintesis melihat residu penguapan belum dilakukan sampai saat ini. Ada juga berencana untuk mengulangi Cm-248 reaksi pada energi proyektil yang berbeda dalam rangka untuk menyelidiki saluran 2n, yang mengarah ke yang baru isotop Uuh 294
Selain itu, mereka memiliki rencana masa depan untuk melengkapi fungsi eksitasi dari produk saluran 4n, Uuh 292, yang akan memungkinkan mereka untuk menilai efek stabilisasi dari shell = N 184 pada hasil residu penguapan.



b.    Sifat Fisik dan Kimia


1.    Nama Unsur            : Ununhexium
2.    Lambang             : Uuh
3.    Nomor Atom             : 116
4.    Nomor Massa            : Belum Diketahui
5.    Bentuk                 : Dugaan Padat di 298 °K
6.    Jenis                : Dugaan Logam
7.    Jari-jari Atom             : Belum Diketahui
8.    Titik leleh              : Belum Diketahui
9.    Titik Didih            : Belum Diketahui
10.    Elektronegatifas         : Belum Diketahui


c.    Reaksi Ununhexium

Ununhexium termasuk kedalam kelompok unsur radioaktif. Unsur radioaktif adalah kumpulan beragam proses di mana sebuah inti atom yang tidak stabil memancarkan partikel subatomik (partikel radiasi). Peluruhan terjadi pada sebuah nukleus induk dan menghasilkan sebuah nukleus anak. Ini adalah sebuah proses acak sehingga sulit untuk memprediksi peluruhan sebuah atom.
Satuan internasional (SI) untuk pengukuran peluruhan radioaktif adalah becquerel (Bq). Jika sebuah material radioaktif menghasilkan 1 buah kejadian peluruhan tiap 1 detik, maka dikatakan material tersebut mempunyai aktivitas 1 Bq. Karena biasanya sebuah sampel material radiaktif mengandung banyak atom,1 becquerel akan tampak sebagai tingkat aktivitas yang rendah; satuan yang biasa digunakan adalah dalam orde gigabecquerels.

Oleh karena itu unsur unuhexium sulit bereaksi dengan unsur lain, sebab setiap satu menit unsur ununhexium berubah menjadi unsur lain.


d.    Keberadaan di Alam

Semua unsur dengan nomor atom lebih besar dari 92 kecuali plutonium dan neptunium tidak ada yang ditemukan secara alami di bumi. Kesemua unsur tersebut merupakan radioaktif dengan waktu paruh lebih pendek dari umur bumi, sehingga atom-atom dari unsur-unsur ini jika pernah ada di Bumi telah lama meluruh. Unsur termasuk bahan radioaktif dan hanya ada selama satu detik sebelum berubah menjadi atom-atom yang lebih ringan.Unsur-unsur transuranium yang ditemukan di bumi sekarang ini merupakan hasil sintesis melalui reaktor nuklir atau pemercepat partikel.

e.    Kegunaan

Dapat memantulkan sinar yang datang dengan panjang gelombang dan frekuensi yang sama sehingga logam terlihat lebih mengkilat.Dapat menghantarkan panas ketika dikenai sinar matahari, sehingga logam akan sangat panas (terbakar). Energi panas diteruskan oleh elektron sebagai akibat dari penambahan energi kinetik. Hal ini menyebabkan elektron bergerak lebih cepat. Energi panas ditransferkan melintasi logam yang diam melalui elektron yang bergerak.Meabilitas, yaitu kemampuan logam untuk ditempa atau diubah menjadi bentuk lembaran.Duktilitas yaitu kemampuan logam dirubah menjadi kawat dengan sifatnya yang mudah meregang jika ditarik.Dapat menimbulkan suara yang nyaring jika dipukul, sehingga dapat digunakan dalam pembuatan bel atau lonceng.Dapat ditarik magnet, sehingga logam disebut diamagnetik, misalnya besi.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan 
Golongan VIA merupakan golongan oksigen, dimana terdiri dari beberapa unsur, yakitu : O, S, Se, Te, dan Po. Unsur O, S, dan Se merupakan unsur non logam, sedangkan unsur Te dan Po merupakan unsur metaloid.
Unsur- unsur ini memiliki beberapa sifat, diantaranya dapat bereaksi dengan hidrida membentuk H2X, dimana hanya oksigen saja yang berbentuk cair, sedangkan yang lain berbentuk gas, hal ini disebabkan keelektronegatifan oksigen lebih besar dari hidrogen, sehingga oksigen menarik lebih kuat dari pada hidrogen. Selain itu H2O yang terbentuk memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada hidrida yang terbentuk dalam satu golongan, hal ini disebabkan karena adanya pengaruh gaya antarmolekul air yaitu adanya ikatan hidrogen yang sangat kuat. Oksigen juga dapat membentuk ozon, hal ini disebabkan karena adanya ikatan kovalen koordinasi dari atom oksigen yang meminjamkan elektron ke atom oksigen yang lain.
Unsur-unsur golongan VIA dapat membentuk divalen, tetravalen, dsb, namun untuk Oksigen hanya mampu membentuk divalen karena Oksigen tidak memiliki orbital kosong d yang akan menyediakan orbital kosongnya untuk berikatan kovalen, sedangkan S, Se, Te, memiliki orbital d dan energinya lebih tinggi untuk mengadakan promosi elektron ke orbital d sehingaa dapat digunakan untuk erikatan kovalen.
B.    Saran
Kepada teman-teman  kami menyarankan agar lebih banyak membaca buku yang berkaitan dengan unsur-unsur golongan VI A agar lebih memahami mengenai unsur-unsur tersebut. 
DAFTAR PUSTAKA
Brady, James E. (1999). Kimia Universitas Atas & Struktur, Jilid 2. Tangerang: Binarupa Aksara
Redaksi chem-is-try.org. 2008. Belerang, http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/belerang/, diakses tanggal 19 Februari 2014
Redaksi chem-is-try.org. 2008. Polonium. http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/polonium/, diakses tanggal 19 Februari 2014
Redaksi chem-is-try.org. 2008. Selenium. http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/selenium/, diakses tanggal 19 Februari 2014
Redaksi chem-is-try.org. 2008. Telurium, http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/telurium/, diakses tanggal 19 Februari 2014