Facebook

Followers

Soal Aritmatika dan Logika

Written By Muh. Arifuddin on Wednesday, May 29, 2013 | 6:39 AM

Assalamu alaikum !!
Soal Aritmatika dan Logika ini merupakan Soal Seleksi Olimpiade SAINS Tingkat Kabupaten/Kota pada tahun 2012, semoga soal-soal ini dapat dijadikan sebagai latihan belajar untuk menempuh OSN (Olimpiade Sains Tingkat Nasional) dan sebagai calon TOKI (Tim Olimpiade Komputer Indonesia).

Selamat Belajar !!!!

1. Budi memiliki x eskrim dan setiap eskrim memiliki batang. Budi menyimpan ssetiap batang eskrim yang telah Ia makan. Apabila Budi sudah mengumpulkan y batang eskrim, maka Ia bisa menukarkannya dengan satu buah eskrim. Untuk x=100 dan y=5 maka berapakah eskrim yang dimiliki Budi ?
 A. 100
 B. 114
 C. 120
 D. 124
 E. 125

Deskripsi soal nomor 2-4

    Pada suatu balap mobil deketahui ada lima pembalap yang ikut serta. Jika tidak ada yang start bersamaan berapa kemungkina urutan finish jika:

2. Tidak ada yang finish bersamaan !
 A. 720
 B. 120
 C. 60
 D. 30
 E. 5

3. Tidak ada yang finish bersamaan dan pembalap yang start pada posisi ganjil harus finish pada posisi ganjil juga !
 A. 8
 B. 12
 C. 16
 D. 24
 E. 36

4. Tidak ada yang finish bersamaan dan pembalap yang start pada posisi genap tidak boleh finish pada posisi genap !
 A. 86
 B. 66
 C. 46
 D. 36
 E. 26

5. Ada sebuah dadu ajaib yang 6 sisinya imbalance (tidak seimbang). Peluang munculnya angka 1..6 jika melempar dadu tersebut berbeda-beda, sesuai dengan fungsi p(x)=x/21, untuk 0 A. 5
 B. 6
 C. 7
 D. 8
 E. 9

6. Suatu negara ha ya memiliki pecahan  uang 11, 12, dan 13. Berapakah nominal yang tidak bisa dinyatakan daengan pecahan - pecahan tersebut ?
 A. 37
 B. 46
 C. 53
 D. 69
 E. 74


 Deskripsi soal nomor 7-10

    Sebuah pohon keluarga yang terdiri dari 10 anggota keluarga A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan J. Diketahui beberapa fakta berikut;
      - E adalah ibu dari I
      - B adalah ibu menantu dari F
      - J adalah anak tunggal. Dia juga keponakan dari C
      - A dan B adalah pasangan suami istri yang memiliki dua anak. Keduanya laki-laki
      - H adalah seorang perempuan, sedangkan adik dan kakaknya semuanya laki-laki
      - G memiliki paman D
      - D adalah kakak ipar E
    Semua terhubung dalam pohon keluarga dan tidak ada orang yang hilang.

7. Siapakah yang tidak bisa ditentukan jenis kelaminnya ?
 A. A
 B. C
 C. F
 D. I
 E. J

8. Ayah dari J adalah ?
 A. A
 B. C
 C. F
 D. D
 E. G

9. Siapakah yang pasti lebih tua dari C ?
 A. A
 B. D
 C. E
 D. F
 E. G

10. Yang mungkin menjadi adik dari H adalah
 A. C
 B. E
 C. F
 D. I
 E. J 


Semoga  Bermanfaat !!!
6:39 AM | 0 komentar | Read More

Museum Balla Lompoa

Written By Muh. Arifuddin on Tuesday, May 28, 2013 | 3:00 PM

“ SEUTAR BALLA LOMPOA ”

Museum Balla Lompoa terletak di Sungguminahasa, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan Museum Balla Lompoa didirikan pada masa pemerintahan Raja Goawa XXXV , Mangngi Mangngi Daeng Mattutu pada tahun 1936. Museum Balla Lompoa ini dulunya berfungsi sebagai  kerajaan atau istana Raja Gowa dan berfungsi sebagai tempat bermusyawah sekaligus tempat kediaman Raja.  Balla Lompoa dalam bahasa makassar berarti rumah besar atau rumah kebesaran. ISTANA BALLA LOMPOA ini diresmikan oleh PROF.DR.HARYATI SOEBADIO, ibu direktur jenderal kebudayaan pada tanggal 6 Februari 1981.
Di dalam Museum Balla Lompoa terdapat berbagai macam peninggalan kerajaan termasuk benda-benda pusaka, mahkota dan berbagai perhiasan berharga serta terpampang pula silsilah keluarga kerajaan gowa , mulai Raja Gowa I Tomanurunga Abad XIII sampai Raja Gowa terakhir Sultan Mohammad Abdul Kadir Aididdin A Idjo Karaeng Lalongan 1947-1957. Bangunan utama istana berukuran 60×40 meter dan ruang penerima tamu berukuran 40×4.5 meter. seluruh bangunan dan atapnya terbuat dari kayu ulin atau kayu besi. bangunan ini merupakan bangunan khas bugis yaitu berupa rumah panggung dan memiliki banyak jendela dan  tiang rumah ini berjumlah 59 tiang.

Raja Gowa yang pertama merupakan seoarang putri yang turun dari khayangan yang beranama Tumanurung dan suaminya yang bernama Karaeng Bajo dan putranya Tumasaranggen. Di museum ini terdapata sebuah Mahkota, dan mahkota itu adalah milik Tumanurung. Mahkota tersebut disimpan di sebuah ruangan khusus dan digembok secara rapat. Mahkota teresebut di jaga ketat dan di cek 1 kali 1 tahun. Selain mahkota tersebut juga terdapat beberapa benda lainnya seperti keris, parang, gelang, kalung, anting-anting, tombak dll.
Benda-benda pusaka tersebut dibersihkan sekali dalam satu tahun,  dan dikenal sebagai Upacara Accera Kalompoang. Upacara Accera Kalompoang merupakan upacara adat untuk membersihkan benda-benda pusaka peninggalan Kerajaan Gowa yang tersimpan di Museum Balla Lompoa. Inti upacara ini disebut allangiri kalompoang, yaitu pembersihan dan  penimbangan salokoa (mahkota) yang dibuat pada abad ke-14.
Benda-benda kerajaan yang dibersihkan di  antaranya:
1.    Tombak rotan berambut ekor kuda (panyanggaya barangan)
2.    Parang  besi tua (lasippo)
3.    Keris emas yang memakai permata (tatarapang)
4.    Senjata  sakti sebagai atribut raja yang berkuasa (sudanga)
5.    Gelang emas berkepala naga (ponto janga-jangaya)
6.    Kalung kebesaran (kolara)
7.    Anting-anting emas murni (bangkarak ta‘roe)
8.    Kancing emas (kancing gaukang)
Pencucian benda-benda kerajaan tersebut menggunakan air suci yang dipimpin  oleh seorang Anrong Gurua (Guru Besar) dan diawali dengan pembacaan surat Al-Fatihah secara bersama-sama oleh para peserta upacara . Khusus untuk senjata-senjata pusaka seperti keris, parang dan mata tombak, pencuciannya diperlakukan secara khusus,  yakni digosok dengan minyak wangi, rautan bambu, dan jeruk nipis. Pelaksanaan  upacara ini disaksikan oleh para keturunan Raja-Raja Gowa, dan masayakat umum dengan syarat harus berpakaian adat Makassar pada saat acara.
Penimbangan salokoa atau mahkota emas  murni seberat 1.768 gram ( Mahkota ini  pertama kali dipakai oleh Raja Gowa, I Tumanurunga, yang kemudian disimbolkan  dalam pelantikan Raja- Raja Gowa berikutnya.) dengan diameter 30 cm dan berhias 250 butir berlian. Makna penimbangan ini merupakan petunjuk bagi kehidupan mereka di masa yang akan datang. Jika timbangan mahkota tersebut berkurang, maka itu menjadi  pertanda akan terjadi bala atau bencana di daerah Gowa. Sebaliknya, jika timbangan mahkota tersebut  bertambah, maka itu menjadi pertanda kemakmuran akan datang bagi masyarakat  Gowa. Konon suatu waktu, mahkota yang beratnya kurang dari 2 kilogram ini tidak  dapat diangkat oleh siapa pun, bahkan 4 orang sekaligus berusaha mengangkatnya,  namun tetap saja tidak sanggup.
Upacara adat yang sakral ini pertama kali dilaksanakan  oleh Raja Gowa yang pertama kali memeluk Islam, yakni I Mangngarrangi Daeng  Mangrabbia Karaeng Lakiung Sultan Alauddin pada tanggal 9 Jumadil Awal 1051 H.  atau 20 September 1605. Meskipun Raja Gowa XIV itu telah memulainya, namun  upacara ini belum dijadikan sebagai tradisi. Raja Gowa XV, I Mannuntungi Daeng Mattola Karaeng Ujung Karaeng Lakiung Sultan Malikussaid Tumenanga Ri  Papambatuna, mentradisikan upacara ini pada setiap tanggal 10 Zulhijjah, yakni  setiap selesai shalat Idul Adha. Selanjutnya, Raja Gowa XVI, I Mallombasi Daeng  Mattawang Karaeng Bontomanggape Sultan Hasanuddin Tumenanga ri Balla Pangkana yang  digelar Ayam Jantan dari timur, memasukkan unsur-unsur Islam ke dalam upacara ini, yakni penyembelihan hewan kurban. Sejak itu, Raja-raja Gowa berikutnya terus  melaksanakan upacara Accera Kalompoang ini dan sampai sekarang terus dilaksanakan  oleh para keturunan mereka. Upacara adat Accera Kalompoang digelar  sekali setahun, yakni setiap usai shalat Idul Adha pada tanggal 10 Zulhijjah di  Museum Balla Lompoa (Jl. Sultan Hasanuddin No. 48 Sungguminasa, Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan).


•    PAKAIAN TRADISIONAL (Baju Bodo)
Nah, disini juga ada pakaian khas tradisional Makassar yaitu Baju Bodo yang menarik, saat melihat koleksi baju bodo - pakaian adat perempuan Bugis Makassar. Kata bodo berarti tanpa lengan.
 Untuk pemakaian baju bodo terdapat aturan tersendiri. Untuk warna jingga, dipakai oleh perempuan umur 10 tahun. Sedangkan yang berwarna jingga dan merah darah dapat digunakan oleh perempuan umur 10-14 tahun. Untuk umur 14-17 tahun ketika beranjak jadi gadis, sang perempuan memakai baju bodo belapis dua, yang disebut baju ”tawang”. Sedangkan warna merah darah untuk 17-25 tahun. Adapun baju bodo berwarna putih diperuntukkan bagi para inang dan dukun. Warna hijau untuk puteri bangsawan dan yang berwarna ungu untuk para janda.
•    SALOKOA
Salokoa adalah "Mahkota Kerajaan Gowa", terbuat dari bahan emas murni dan beberapa butiran permata, berlian, dan lain-lain. Diameternya sebesar 30 cm, jumlah permata 250 batang, berat 1.768 gram. Bentuknya menyerupai kerucut bunga teratai yang memiliki lima helai kelopak daun. Salokoa merupakan salah satu benda kebesaran Kerajaan Gowa yang digunakan sebagai mahkota bila ada penobatan Raja Gowa. Benda ini berasal dari Raja Gowa pertama, Tumanurunga (abad ke XIII) dan diipakai sampai Raja Gowa ke XXXVI.
•    SULAMPE
Sulampe ini digunakan oleh penunggu jenazah raja, sebanyak 18 orang (Sembilan orang setiap sisi jenazah). Kain itu d letakkan d pundak.
•    PAKAIAN KADI
Fungsinya :
1.    Memutuskan perkara
2.    Menikahkan raja dengan kekasihnya
3.    Membacakan talkie, apabila raja dan keluarganya wafat
•    PAYUNG LALANG SIPUE
Terbuat dari daun lontara. Fungsinya dipakai saat pelantikan raja-raja Gowa.

•    Benda keramik terbuat dari Kaolin, tanah liat, pewarna alami grasir merupakan salah satu adanya perdagangan dan kontak kerajaan Gowa dengan kerajaan lainnya pada masa lampau. Contohnya, :
* Cepak Thailona Swank Halok abad ke-14 sampai dengan 16
* Mangkuk Cina yaitu Dinasti Qing abad ke-15 sampai 19
* Mang – Cina yaitu Dinasti ming abad ke-15 sampai dengan 16

Selain itu juga terdapat naskah lontara , kitab Al-Quran yang ditulis tangan berangka tahun 1848,  juga benda-benda yang lain seperti guci, keramik, alat musik tradisional, dan beberapa uang kuno.
Dari poster aksara lontara, bahwa ada tiga jenis aksara lontara bugis Makassar, yang pertama aksara lontara toa jangang-jangang yang merupakan aksara lontara tempo dulu. Kedua, aksara lontara sulapa eppa (bujur sangkar), yang digunakan umum di masyarakat. Trakhir, aksara lontara bilang-bilang, khusus digunakan di kerajaan dimaksudkan untuk menjaga kerahasiaan kerajaan. Lontara toa dan bilang-bilang hanya memiliki aksara vokal A. berbeda dengan lontara sulapa eppa (bujur sangkar) yang memiliki bunyi bervariasi, A, I, U, E, O, E’. aksara ini dibuat oleh Daeng Pamatte (syahbandar Kerajaan Gowa, pada tahun 1958).
3:00 PM | 0 komentar | Read More