Laporan Praktikum Tanah Sebagai Hasil Pelapukan

Written By Muh. Arifuddin on Saturday, September 3, 2016 | 9:42 AM

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tanah merupakan materi di permukaan bumi yang terbentuk sebagai produk dari proses pelapukan batuan di bawah pengaruh iklim (terutama curah hujan), organisme hidup, dan topografi selama suatu rentang waktu yang sangat lama. Karena proses pembentukannya yang sangat lama itu (ribuan hingga jutaan tahun), kita tidak dapat menyaksikan bagaimana tanah itu terbentuk.
     Tanah  merupakan  benda  yang  tersusun  dari  padatan (mineral dan bahan organik), cairan dan gas yang menempati permukaan daratan dan ruang oleh adanya horizon yang dapat dibedakan dari bahan asalnya sehingga tanah menyediakan unsur-unsur hara sebagai makanan tanaman untuk pertumbuhannya. Tanah yang terbentuk dari bahan-bahan berupa bahan mineral dan organik, air serta udara tersusun didalam ruangan yang membentuk tubuh tanah. Akibat proses pembentukan tanah, maka terjadilah perbedaan morfologi, kimia, fisis dan biologi dari tanah yang berbeda-beda pula.
Pelapukan adalah proses terurainya batuan menjadi partikel-partikel yang lebih kecil akibat proses mekanis dan kimia. Pelapukan mekanis / fisis adalah pelapukan yang terjadi karena pengaruh cuaca seperti suhu, curah hujan, kelembaban, dll. Proses pelapukan fisis ini menyebabkan batuan mengalami perubahan bentuk secara fisik tanpa mengalami perubahan kimiawi. Yang menjadi penyebab pelapukan mekanis antara lain adalah pemuaian dan penyusutan, proses ini terjadi karena adanya perbedaan suhu yang sangat besar antara siang. Sedangkan, pada pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi akibat adanya peristiwa kimia dan bahan-bahan yang mengandung unsur kimia. Pelapukan kimiawi terjadi karena air hujan , seperti kita ketahui air hujan mengandung H2O dan CO2 dari uadara. Hasil reaksi antara air dan karbon dioksida tersebut akan menghasilkan asam yang akan menyebabkan pelarutan batuan terutama batuan kapur dan batuan karst.
     Dalam kehidupan sehari-hari, proses pelapukan sering terjadi. Batu kecil yang terus ditetesi oleh air hujan maupun air biasa lama kelamaan akan melapuk dan menjadi tanah, batu yang ditumbuhi lumut lama kelamaan akan pecah dan hancur, tercampurnya batu oleh limbah pabrik yang mengandung bahan kimia, dan masih banyak lagi contoh-contoh pelapukan lainnya.
     Berdasarkan uraian diatas maka perlu diadakan pengamatan tentang proses terjadinya pelapukan dan untuk mengetahui jenis-jenis pelapukan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pelapukan.

1.2 Tujuan dan kegunaan
Tujuan dari praktikum mengenai tanah  hasil pelapukan ini adalah untuk mengetahui bahwa tanah sebagai materi yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan dan bahwa sifat tanah ditentukan oleh sifat batuan atau bahan induk yang membentuknya. Kegunaan dari praktikum ini adalah sebagai bahan informasi dalam hubungan antara proses pembentukan tanah dan merupakan bahan perbandingan antara materi kuliah di dalam ruangan dan praktikum yang dilakukan dilapangan.

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pelapukan batuan
Pelapukan batuan merupakan proses alamiah akibat bekerjanya gaya-gaya alam baik secara fisik maupun secara kimiawi yang menyebabkan terjadinya pemecah-belahan, penghancur dan transformasi bebatuan dan mineral-mineral penyusunnya menjadi material lepas (regolit) di permukaan bumi (Hanafiah, 2005).
Pembentukan tanah perubahan induk tanah berlangsung dengan proses pelapukan, dekomposisi dan mineralisasi lebih lanjut. Banyaknya waktu yang diperlukan untuk pembentukan tanah berbeda-beda. Tanah yang berkembang dari batuan yang keras memerlukan waktu yang lama dibandingkan tanah yang berasal dari bahan induk lunak dan lepas. Proses tanah mula-mula berjalan sangat lambat (Hardjowigeno,1993).
Proses pembentukan tanah secara garis besar dibedakan atas proses pelapukan dan pembentukan tanah. Proses pelapukan merubah batuan induk menjadi bahan induk tanah lalu berubah menjadi tanah, selanjutnya proses perkembangan tanah akan menghasilakn horizon-horizon genetik pada tanah yang sudah tua.
Pelapukan adalah penghancuran sifat dan kimia dari batuan, karena mineral-mineral dalam batuan tersebut tidak dalam keseimbangan dalam suhu, tekanan, dan kelembaban. Pelapukan sudah dimulai sebelum proses pembentukan tanah berlangsung sampai tidak ada lagi bahan-bahan yang mudah lapuk. Pelapukan terjadi baik di bawah solum maupun di dalam solum (Hardjowigeno, 1993).
Tingkat  pelapukan lanjutan suatu tanah diharapkan tercermin dari sifat fisik, kimia dan mineralogi. Tanah yang tinggi pelapukan lanjut umumnya mempunyai KTK rendah, akumulasi sesquioxida dan horizon oksisdik. Dua sifat terakhir dicerminkan oleh kadar besi oksida dan allumunium hidroksida tinggi dalam tanah. (Goenadi dan Tan, 1989).
Proses perkembangan tanah yang menimbulakn ciri-ciri yang terdiri atas proses akumulasi bahan oragnik dipermukaan tanah membentuk horizon O, antara lain termasuk proses yang menimbulkan ciri khas seperti pembentukan humus dan gambut. Proses eluviasi sambil membentuk horizon A termasuk proses pencucian, latolisasi, dan padsolisasi. Proses illuviasi membentuk horizon B terdiri atas proses akumulasi kapur, lempung, dan besi (Darmawidjaya, 1997).
Proses pelapukan sangat dipengaruhi oleh iklim dan tipe bebatuan, dan terjadi melalui dua mekanisme, yaitu melalui pelapukan fisik dan pelapukan kimiawi (Hanafiah, 2005).
2.2 Jenis-jenis pelapukan
Batuan memerlukan waktu jutaan tahun untuk berubah menjadi tanah. Batuan menjadi tanah karena pelapukan. Menurut Sutedjo (2005) jenis-jenis pelapukan batuan dalam pembentukan tanah dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
1.        Pelapukan fisik
Pelapukan fisik (disintegrasi) merupakan proses mekanik yang menyebabkan bebatuan massif pecah-hancur terfragmentasi menjadi partikel-partikel kecil tanpa ada perubahan kimiawi sama sekali. Proses pelapukan fisik terutama dipicu oleh perubahan suhu secara drastis dan oleh hantaman air hujan, selain dapat dipicu oleh penetrasi akar dan aktivitas makhluk hidup lainnya (Hanafiah, 2005).
Pelapukan fisik akan mengalami penghancuran (perubahan fisik) dari bahan atau batu-batuan yang kecil-kecil, jadi sifat kimianya akan tetap (tidak mengalami perubahan-perubahan). Selanjutnya akan berlangsung proses penghancuran/pembongkaran secara mekanik. Pada pelapukan fisika ini unsur-unsur lingkungan yang berperan adalah panas sinar matahari, iklim dingin atau panas, pengaruh daya garam, pengaruh biologis mekanis, pengaruh tekanan air sehingga menjadikan bahan-bahan tadi menjadi lebih halus lagi sebagai bahan pembentuk tanah.
2.        Pelapukan kimiawi
Pelapukan secara kimiawi akan mengubah sifat dari batu-batuan mineral yang telah hancur menjadi batu-batuan kecil atau halus atau dapat juga dikatakan akan berlangsung pelenyapan mineral-mineral tertentu dari batuan, akan tetapi dalam pelapukan ini akan terjadi penyusunan kembali hasil-hasil larutan/hancuran.
     Pelapukan atau transformasi kimiawi umumnya merupakan proses yang menyertai proses pelapukan fisik dan menyebabkan terjadinya perubahan  dalam komposisi kimiawi maupun komposisi mineral (dekomposisi) penyusun permukaan fragmen-fragmen bebatuan. Mekanisme yang terlibat dalam transformasi kimiawi ini meliputi : (a) pelarutan (solubilitasi), (b) hidratasi, (c) hidrolisis, (d) oksidasi, (e) reduksi, (f) karbonatasi, (g) asidifikasi (pengasaman) (Hanafiah, 2005).
2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah
Secara umum tanah-tanah dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu :
(1)          Tanah endodinamomorf, yaitu tanah yang mempunyai sifat-sifat terutama kimiawinya yang identic dengan bahan induknya, atau terbentuk dari bahan induk residual.
(2)          Tanah ektodinamomorf, yang mempunyai sifat-sifat tidak identic dengan bahan induknya.
Menurut Jenny (1941) faktor-faktor yang mempengaruhi pelapukan adalah sebagai berikut:
1.        Relief
Ada 3 jalur utama pengaruh relief atas pembentukan tanah:
a.       pengaruh kelerengan atas jeluk tanah
b.      modifikasi pengaruh iklim
c.       mempengaruhi hubungan kelembaban
2.        Cuaca dan iklim
Iklim adalah rata-rata cuaca. Semua energi untuk membentuk tanah datang dari matahari berupa penghancuran secara radioaktif yang menghasilkan gaya dan panas. Tanah bervariasi bergantung dari iklim. Suhu dan kelembaban menyebabkan perbedaan dalam pelapukan (weathering) dan pelindian (leaching). Sedangkan angin mendistribusikan pasir dan partikel lainnya terutama di daerah iklim arid. Jumlah, intensitas, waktu dan macam dari presipitasi mempengaruhi pembentukan tanah. Perubahan suhu musiman dan harian mempengaruhi kelembaban, aktifitas biologi, laju reaksi kimia dan tipe vegetasi.
3.        Waktu
Lamanya bahan induk mengalami pelapukan dan perkembangan tanah, memainkan peranan penting dalam menentukan jenis-jenis tanah terbentuk. Pelapukan dan proses pembentukan tanah (pedogenesa) terjadi dalam waktu yang lama. Tahap awal terjadi pencampuran bahan organik dan perubahan kimia dan mineralogi pada bahan induk, selanjutnya perubahan kimia, mineralogi dan fisika tanah, sehingga membentuk horison yang jelas, hingga dapat mencapai keadaan steady state, yaitu keadaan tanah yang tidak berubah dalam waktu yang lama.



III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan tempat
Pelaksanaan praktikum tanah hasil pelapukan dilakukan pada hari Kamis,                15  Oktober 2015, pukul 15.30 WITA sampai selesai dan bertempat di Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar.
3.2 Alat dan bahan
Alat digunakan dalam praktikum ini yaitu menyediakan alat tulis menulis dan referensi. Adapun bahan yang digunakan adalah sampel tanah, sampel bahan induk, dan sampel batuan.
3.3. Metode pelaksanaan
Adapun metode pelaksanaan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.        Asisten menjelaskan tentang proses pelapukan batuan.
2.        Melakukan tanya jawab dengan asisten.
3.        Melakukan diskusi dengan anggota kelompok masing-masing.
4.        Mempresentasikan hasil penjelasan dan hasil diskusi dari asisten.
5.        Mengambil kesimpulan dari hasil diskusi yang telah dilakukan.
  

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil pengamatan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 1. Lembar pembahasan kelompok
Soal/Bahan Diskusi
Jawaban, Komentar dan Pembahasan
Dapatkah anda memahami bahwa tanah terbentuk dari hasil pelapukan batuan? Jika ya, apa yang menjadi justifikasinya?
1. Ya, karena dalam pembentukan tanah, kita telah mengetahui ada 5 faktor pembentuk tanah, seperti bahan induk, iklim, organisme hidup, topografi (relief), dan waktu.
2. Bahan induk yang melapuk sifatnya hampir sama dengan batuan induknya meski ada sedikit perbedaan mineral akibat pengaruh iklim.
3. Sifat tanah dihasilkan dari kombinasi antara pengaruh iklim dan kegiatan-kegiatan biotik, yang dimodifikasi oleh topografi yang bekerja terhadap bahan induk selama waktu tertentu.
Apakah sifat bahan induk menentukan sifat tanah? Jelaskan.
Ya, karena sifat bahan induk akan mempengaruhi sifat tanah dikarenakan masih ada unsur-unsur mineral yang dikandungnya. Hanya saja, ketika tanah terbentuk maka ada faktor organisme yang menentukan sifat tanah tersebut, seperti vegetasi dan mikroorganisme. Jadi, sifat dari bahan induknya tidak hilang, tetapi termodifikasi sesuai faktor lain yang mempengaruhinya
Setelah praktikum ini, apakah anda lebih memahami proses pembentukan tanah? Jelaskan.
1. Ya, kita dapat membedakan mana batuan induk dan mana bahan induk.
2. Tanah terbentuk dari bahan induk, yang dipengaruhi oleh iklim, organisme, topografi (relief), dan waktu yang bekerja pada proses pembentukan tanah tersebut.
3. Tanah tidak terbentuk dalam waktu singkat, waktu yang diperlukan dalam pembentukan tanah bergantung dari jenis batuan induknya, semakin keras batuan induk, maka semakin lama pula tanah terbentuk.
Sumber : Data primer setelah diolah, 2015
4.2 Pembahasan
Ada 5 Faktor yang mempengaruhi proses pembentukan tanah (genesis) dan perkembangan tanah (differensiasi horison), yaitu:
1.        Bahan Induk (b) = Batuan beku, batuan sedimen, batuan metamorf, bahan organik; (mempengaruhi perbedaan dari sifat kimia dan sifat fisik tanah)
2.        Iklim (i) = curah hujan dan suhu (temperatur)
3.        Organisme (o) atau jasad hidup (h) = tumbuhan dan hewan
4.        Relief (r ) atau topografi (t) : kecuraman lereng
5.        Waktu (w) = tingkat perkembangan (muda, dewasa, tua) dan umur               (dalam tahun).
Tidak semua faktor lingkungan mempunyai pengaruh yang sama dalam proses pembentukan tanah, kadang-kadang satu atau dua faktor berpengaruh lebih dominan sementara faktor yang lain mempunyai pengaruh yang minimum. Keragaman faktor-faktor lingkungan pembentukan tanah ini akan menyebabkan sifat-sifat tanah bervariasi baik ke arah vertikal maupun horizontal.
Komposisi tanah tidak hanya tergantung pada batuan induknya, tetapi juga dipengaruhi oleh alam, intensitas, dan lama (duration) pelapukan dan proses jenis pembentukan tanah itu sendiri. Pelapukan dipengaruhi oleh faktor iklim yang bersifat merusak. Faktor-faktor iklim yang turut menentukan adalah sinar matahari, perbedaan temperatur antara siang dan malam, keadaan musim kemarau dan musim hujan. Pada awalnya batuan pecah dalam bentuk pecahan-pecahan batuan dan mineral-mineral penyusunnya, kemudian pelapukan itu dipercepat karena adanya organisme yang bekerja pada batuan tersebut yang berlangsung selama ratusan bahkan sampai ribuan tahun.


V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan                                          
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari percobaan tanah hasil pelapukan  ini adalah pelapukan batuan merupakan proses alamiah akibat bekerjanya gaya-gaya alam baik secara fisik maupun secara kimiawi yang menyebabkan terjadinya pemecah-belahan, penghancuran dan transformasi bebatuan dan mineral-mineral penyusunnya menjadi material lepas (regolit) di permukaan bumi. Tanah merupakan hasil dari pelapukan batuan karena dapat dibuktikan dengan sifat bahan induk yang menentukan sifat tanah, tanah terbentuk dari proses pelapukan batuan yang terjadi karena adanya pengaruh iklim (curah hujan, kelembaban, dan run off), topografi (kemiringan), organisme (makro dan mikro), waktu, dan material (tekstur, struktur, dan berat). Pelapukan tanah terbagi atas pelapukan fisik dan pelapukan kimiawi, tanah tidak hanya tergantung pada batuan induknya, tetapi juga dipengaruhi oleh alam, intensitas, dan lama (duration) pelapukan dan proses jenis pembentukan tanah itu sendiri.

5.2 Saran

Dalam melakukan praktikum, praktikan harus lebih fokus pada penjelasan asisten dan menanyakan hal-hal yang masih kurang dimengerti agar hasil yang diperoleh dari praktikum bisa lebih maksimal.