NENE FAKANDE, sebuah dongeng orang bugis. Nene yang berarti ibu dari ibu atau Nenek, sedangkan Fakande itu adalah pemakan.
Dahulu kala hiduplah wanita usia lanjut yang sering dipanggil
Nene Fakande, nene fakande tidak seperti
nenek-nenek kita yang selalu menjaga, merawat dan menjaga cucu-cucunya dengan
sepenuh hati, tubuh nene fakande tidak
seperti tubuh nenek-nenek kita, melainkan tubuhnya sangat besar, dan rambutnya
panjang melebihi tinggi badannya dan kasar melebihi sapu ijuk , untuk menyisir
rambutnya saja nene fakande harus menggunakan rakkala atau pembajak sawah, demikiin
pula kutunya sangat mengerikan, kutu-kutunya sebesar kura-kura, gigi taring
nene fakande panjang sangat tajam dan siap memakan mangsa-mangsanya, matanya
merah menyala, hal yang paling menakutkan nene fakande adalah pemangsa anak
kecil, anak-anak yang suka tidak pergi ke sekolah, anak-anak yang suka bermain
diwaktu magrib dan tidak suka sembahyang, anak yang suka melawan orang tua,
inilah kriteria-kriteria mangsa nene fakande. Nene fakande bertempat tinggal di atas langit-langit rumah
kita, dan sewaktu-waktu turun apabila ada anak-anak yang menangis tengah
dimalam hari, tapi karena bosan tinggal di atas
langit-langit rumah, nene fakande berimgrasi ke tengah hutan dan
sewaktu-waktu akan keluar apabila signal antenanya mendeteksi mangsa, tapi
sejalan dengan waktu yang lama, ternyata nene fakande gaaalauu, mengapa
demikian ?? selama itu antena nene fakande tidak pernah mendeteksi mangsa, maka
nene fakande ber inisiatif keluar hutan mencari mangsa, nene fakande mencari
mangsa berhari-hari, ternyata signal antena nene fakande masih berfungsi, nene
fakande berlaari dan terus berlari hingga ia menemukan anak itu. Haii anak
nakal ngapain kamu di sinii ?? tanya
nene fakande. Eeeh siapa siih kamu Tanya-tanya aku ?? jawab anak itu. Dasaar
anak nakal, akan kumakan kamu… satuu …. duaa….. tiii … tiii … tiba-tiba anak itu berlari dengan skuat
tenaga dan menuju ke rumahnya,… tapi nene fakande berhasil mengkapnya dan ingin
memakan anak itu, saat nene fakande membuka mulut, anak itu pun sangat
ketakutann dan aku pun terjatuh dari tempat tidur, saat itu aku pula terbangun
dan menyadari bahwa semua ini hanya ada dalam mimpi…..